kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target dana kelolaan naik 10% di 2020, ini strategi Mandiri Manajemen Investasi (MMI)


Rabu, 11 Desember 2019 / 19:10 WIB
Target dana kelolaan naik 10% di 2020, ini strategi Mandiri Manajemen Investasi (MMI)
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Kantor MMI, Jakarta Selatan, Selasa (15/3). Mandiri Manajemen Investasi (MMI) menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana tumbuh 10% di 2020.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana tumbuh 10% di tahun depan. Tahun ini, MMI optimistis dana kelolaan bisa mencapai  Rp 45 triliun.

Hingga November 2019 lalu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan MMI tercatat Rp 43,78 triliun. Jumlah ini turun dari bulan sebelumnya sebanyak Rp 44,51 triliun.

Per November 2019, MMI berada diurutan kedua manajer investasi dengan AUM terbesar. Bulan sebelumnya atau Oktober 2019, MMI malah diurutan teratas.

Baca Juga: Dana kelolaan reksadana turun Rp 7,6 triliun di November, kenapa?

Urutan pertama manajer investasi dengan AUM terbesar dipegang PT Batavia Prosperindo Asset Manajemen (BPAM) yakni mencapai Rp 45,85 trililiun. AUM ini naik dari bulan sebelumnya Rp 44,25 triliun.

Diurutan ketiga ada Bahana TCW Investment Management yang mencatatkan AUM Rp 42,21 triliun, diikuti Schroder Investment Management Indonesia dengan kelolaan dana mencapai Rp 40,13 triliun. Sedangkan di posisi kelima ada Manulife Aset Manajemen Indonesia yang membukukan AUM per November sebesar Rp 30,74 triliun.

Adapun total dana kelolaan industri reksadana per November 2019 turun 1,60% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 544,42 triliun.

Direktur Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti mengatakan, penurunan AUM reksadana MMI bulan lalu dikarenakan adanya beberapa reksadana terproteksi yang jatuh tempor, hampir Rp 2 triliun. "Hingga akhir tahun ini, kami harapkan masih ada peningkatan AUM dari produk reksadana pasar uang dan pendapatan tetap," kata Endang kepada Kontan.co,id, Rabu (11/12).

Baca Juga: Kumpulkan AUM terbanyak di November, Batavia Prosperindo targetkan AUM 2020 naik 15%

Endang optimistis AUM MMI di akhir tahun ini untuk produk reksadana diharapkan bisa mencapai Rp 45 triliun. Sedangkan untuk total AUM MMI, termasuk jenis produksi lainnya diharapkan bisa mencapai Rp 58 triliun.

Tahun depan, Endang memprediksi kondisi pasar saham bakal bergerak lebih positif dibandingkan tahun ini. Selain itu, pasar obligasi juga diharapkan masih bergerak positif, meskipun kenaikannya diperkirakan tidak setinggi tahun ini.

Dus, MMI optimistis bisa meningkatkan AUM, dengan penopang pertumbuhan reksadana lebih banyak dari jenis reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap.

Selain produk reksadana, kinerja tahun depan juga bakal didukung beberapa produk alternatif investasi seperti KIK Dinfra dan KIK EBA yang rencananya bakal diluncurkan lagi tahun depan. MMI juga berencana menerbitkan beberapa produk reksadana di 2020 seperti reksadana terproteksi, reksadana pasar uang dan reksadana saham.

Endang tidak menampik, tahun depan masih dihadapkan pada beberapa tantangan, khususnya dari eksternal atau global seperti sentimen perang dagang. Selain itu, tingkat inflasi tahun depan juga memungkinkan untuk naik.

Baca Juga: Dana kelolaan Schroders turun, ini penyebabnya

"Ke depan, kami fokus untuk meningkatkan produk-produk yang lebih likuid dan volatilitas rendah seperti reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap yang short term duration. Harapannya, AUM bisa tumbuh sekitar 10% di tahun depan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×