kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tak Cukup PBV, Hal Ini Bisa Jadi Acuan Beli Saham Perbankan


Senin, 20 Maret 2023 / 05:15 WIB
Tak Cukup PBV, Hal Ini Bisa Jadi Acuan Beli Saham Perbankan


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah bank di Tanah Air menawarkan harga saham yang murah, hal ini tercermin dari Price to Book Value (PBV) bank-bank yang berada di bawah 1.

Mengutip dari data harga saham bank di RTI berdasarkan kode emitennya, yang memiliki PBV di bawah 1 di antaranya INPC Rp 66 per saham PBV 0,33, BKSW Rp 79 per saham PBV 0,35, BVIC Rp 86 per saham PBV 0,41, MAYA Rp 492 per saham PBV 0,42.

Selanjutnya, MCOR Rp 72 per saham PBV 0,44, NISP Rp 735 per saham PBV 0,49, SDRA Rp 575 per saham PBV 0,5, AGRS Rp 80 per saham PBV 0,53, BTPN Rp 2.490 per saham PBV 0,55, BCIC Rp 103 per saham PBV 0,56, BDMN Rp 2.710 per saham PBV 0,57, dan seterusnya.

Baca Juga: Cermati Prospek Saham Sektor Perbankan pada 2023

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah menjelaskan PVB atau rasio harga saham dibandingkan nilai perusahaan adalah cerminan prospek perusahaan di mata investor.

“Kalau perusahaan memiliki kinerja bagus dan diyakini prospek ke depannya menjanjikan yang artinya nilai perusahaan di masa depan akan lebih besar maka banyak investor yang akan membeli saham perusahaan tersebut,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (19/3).

Piter mengungkapkan, tingginya permintaan mendorong harga saham naik yang berujung PBV akan naik menjadi berkali lipat.

“Sebaliknya kalau kinerja bank tidak cukup bagus, prospeknya tidak begitu menjanjikan maka yang mau beli saham akan terbatas. Harga saham juga tidak bergerak naik, PBV akan rendah,” ungkapnya.

Menurutnya, fenomena tersebut saat ini tengah melanda beberapa bank kecil di Indonesia. Dia bilang, memang hipotesis ini masih perlu dikonfirmasi dengan indikator-indikator lain seperti laba perusahaan, serta price earning ratio (PER).

Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan dan Arah IHSG di Tengah Pekan FOMC The Fed

“Tidak cukup melihat PBV, banyak indikator fundamental bank yang harus dilihat. Misal keuntungannya, BOPO-nya, CAR-nya, likuiditas bank, dan lain-lain,” terangnya.

Lebih lanjut Piter menambahkan, secara pribadi dirinya tidak akan mau membeli saham bank kecil.

“Kecuali ada informasi yang sangat bagus bahwa akan ada investor baru dari bank yang akan. Melakukan perubahan, itu juga sangat berisiko. Lebih enak beli saham bank besar yang sudah jelas tingkat keuntungan dan prospeknya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×