Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak dalam bidang properti dan real estate PT PP Properti Tbk (PPRO) memandang industri properti bakal tetap tumbuh pada tahun depan.
Direktur Utama PT PP Properti Tbk I Gede Upeksa Negara membidik realisasi kinerja pendapatan dan laba bersih masing-masing naik 10% pada tahun 2022. Menurutnya, kinerja industri properti akan terdorong oleh pertumbuhan ekonomi dan sentimen positif dari keberhasilan pemerintah dalam melakukan vaksinasi Covid-19.
“Sedangkan untuk hambatan yang menjadi tantangan untuk sektor properti adalah permasalahan pelaksanaan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) sebagai pengganti IMB, selain itu juga ada sistem online single submission (OSS), serta ketidakjelasan Tapera,” papar Gede kepada Kontan, Rabu (22/12).
Meski demikian, PPRO tetap optimistis bisa meraih pertumbuhan pendapatan dan tetap fokus pada strateginya untuk mengembangkan landed house di tahun depan. Pada 2022 setidaknya ada proyek rumah tapak di beberapa wilayah seperti Cibubur, Bandung, dan Semarang.
Baca Juga: Impack Pratama (IMPC) Beri Pinjaman Maksimal Rp 150 Miliar ke Anak Usaha
Sementara sampai dengan Q4-2021, total proyek residensial yang dikembangkan PPRO mencapai 20 proyek. Terdiri dari 17 proyek student apartment dan 3 lagoon series yakni Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, dan Grand Dharmahusada Lagoon.
Dalam pengembangan bisnisnya, PPRO juga gencar menggarap proyek di kawasan strategis seperti di kawasan wisata Mandalika serta Kawasan Industri Batang.
Dari sisi pendapatan prapenjualan atau marketing sales, emiten ini membidik pertumbuhan sebesar 20% untuk 2022. Pada tahun ini, PPRO optimistis bisa meraih marketing sales senilai Rp 1,05 triliun.
Hingga kuartal III-2021 PPRO membukukan marketing sales sebesar Rp 539 miliar atau turun tipis 2% secara yoy.
Dengan kasus covid-19 yang lebih terkendali, gencarnya program vaksinasi serta dorongan insentif properti yang berjalan hingga akhir tahun nanti seperti PPN ditanggung pemerintah, kelonggaran Loan to Value (LTV) dan penurunan suku bunga, PPRO pun masih optimistis bisa mendongkrak raihan penjualan di sisa 2021.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Jasa Marga (JSMR) Rombak Susunan Direksi
Sebagai informasi, PPRO juga berencana untuk menerbitkan surat utang Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV Tahun 2022 dengan jumlah pokok Rp1,1 triliun.
“Terkait rencana penggunaan dana dari obligasi yang akan terbitkan digunakan untuk refinancing. Tidak akan berpengaruh pada rasio utang PPRO karena akan digunakan untuk refinancing,” tambah Gede.
Ia bilang, dengan cost of fund yang lebih rendah akan meringankan interest expense dan memberikan kontribusi di kinerja.
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menuturkan, dengan kian pulihnya sektor properti secara bertahap maka PPRO bisa memanfaatkan kondisi ini untuk dapat membangun sejumlah proyek properti. Di antaranya landed house, apartemen, dan perangkat pendukungnya di sejumlah lokasi yang menarik masyarakat.
Selain itu, menurut Reza, PPRO juga bisa bekerjasama dengan agen properti setempat dan bank untuk meningkatkan konsumsi properti tersebut. Sehingga ia memprediksi kinerja PPRO bisa tumbuh pada tahun depan.
“Harusnya bisa lebih positif dengan adanya pemulihan ekonomi dan adanya insentif bagi industri properti dari pemerintah sehingga dapat berimbas pada kinerjanya,” tambah Reza.
Dari segi sahamnya, ia menilai PER PPRO terbilang tinggi di 261,43 kali. Apabila PPRO nantinya bisa menunjukkan kinerja yang makin positif, Reza bilang akan membuat sahamnya menarik bagi pelaku pasar.
Ia memasang TP Rp 75 per saham untuk saham PPRO. Pada perdagangan hari ini saham PPRO terpantau stagnan dan ditutup di harga Rp 66 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News