kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Syailendra Equity Opportunity beri imbal hasil 10%


Rabu, 26 Juli 2017 / 15:16 WIB
Syailendra Equity Opportunity beri imbal hasil 10%


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tahun ini diprediksi dapat tumbuh positif menjadi daya tarik produk reksadana beraset dasar saham. Diantaranya adalah Syailendra Equity Opportunity Fund dari PT Syailendra Capital yang berinvestasi di top five saham blue chips.

Reksadana Syailendra Equity Opportunity Fund (SEOF) adalah reksadana terbuka berbentuk kontrak investasi kolektif yang pertama terbit pada 7 Juni 2007. Reksadana ini memiliki imbal hasil 253,75% sejak diterbitkan. Melalui produk reksadana ini, investor akan mendapatkan hasil investasi optimum melalui pemilihan saham-saham blue chips seperti TLKM, BBCA, ASII, HMSP dan BBRI.

Direktur Pemasaran PT Syailendra Capital, Harnugama menyatakan, mayoritas portofolio SEOF diinvestasikan pada saham blue chip. "Sekitar 20-30% diinvestasikan pada saham high conviction yang berpotensi menghasilkan return di atas pasar," lanjut Harnugama saat dihubungi KONTAN, Senin (24/7).

Lantaran memilih saham-saham dengan performa besar, kinerja SEOF ini di angka 9,87% per Juni berada cukup jauh di atas Indeks Reksadana Saham (IRDSH) di angka 5,85%. Kinerja ini juga hampir setara dengan performa IHSG di 10,06% terhitung data hingga Juni 2017.

Harnugama menjelaskan, pemilihan saham berdasarkan proses analisa dari tim investasi yang mempertimbangkan valuasi, katalis, manajemen perusahaan, dan beberapa kriteria lainnya. "Time horizon bervariasi dari satu hingga 12 bulan, tergantung dari pergerakan harga dan target valuasi internal," jelasnya.

Bila tren IHSG bergeser, Harnugama menjelaskan, Syailendra tetap akan memilih mayoritas blue chip.

Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, strategi Syailendra sudah sangat bagus untuk mengikuti saham-saham utama IHSG. "Jadi untuk sekarang, sama dengan indeks itu tidak buruk karena berada di atas rata-rata saham," jelas Wawan saat dihubungi KONTAN beberapa waktu lalu.

Wawan memperkirakan bahwa sesuai dengan perkiraaan IHSG yang dapat tumbuh 10%-12% maka, produk SEOF memiliik potensi kenaikan yang cukup bagus. Menurutnya, IHSG tahun ini dapat tembus di kisaran 6.000 hingga 6.100 dan dapat berimbas pada pertumbuhan yang baik untuk produk reksadana saham Syailendra.

Wawan melanjutkan, untuk tipe produk reksadana saham seperti ini, sebaiknya investor melihat jangka panjang untuk di atas tiga sampai lima tahun minimum untuk menghasilkan hasil yang optimum. "Sepuluh tahun bagus-bagus saja, tapi disesuaikan untuk investor jangka panjang bagusnya di atas lima tahun," kata Wawan.

Minimum pembelian untuk produk ini adalah Rp 100.000 dengan nilai penjualan kembali Rp 100.000. Total dana kelolaan dari produk ini Rp 677,17 miliar.

Dengan menggandeng Deutsche Bank, AG sebagai bank kustodian, investor pun harus membayar imbalan jasa sebesar maksimal 0,15%.

Selain itu, beberapa biaya yang dikenakan pada investor antara lain biaya pembelian sebesar maksimal 1% dan biaya penjualan maksimal kembali sebesar 2%, biaya manajemen maksimal 3% per tahun dan tidak akan dikenai penalti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×