kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Bitcoin Tembus US$ 100.000, Investor Mulai Beralih Aset Berisiko?


Jumat, 09 Mei 2025 / 22:44 WIB
Bitcoin Tembus US$ 100.000, Investor Mulai Beralih Aset Berisiko?
ILUSTRASI. Prospek pulihnya ekonomi global mendorong peralihan investor kembali ke aset berisiko, salah satunya aset kripto. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pulihnya ekonomi global mendorong peralihan investor kembali ke aset berisiko. Salah satunya aset kripto, tercermin dari peningkatan harganya.

Berdasarkan coinmarketcap, Bitcoin berada di US$ 102.904 pada Jumat (9/5) pukul 21.33 WIB. Dalam 24 jam terakhir menguat 3,17%, mengakumulasi kenaikan 5,86% dalam sepekan.

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan bahwa terdapat indikasi kuat minat investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin mulai bangkit kembali. Menurutnya, beberapa faktor pendorongnya antara lain pelonggaran kebijakan moneter dan membaiknya prospek ekonomi.

"Pemangkasan suku bunga di Inggris adalah salah satu contohnya, dan ada ekspektasi bahwa bank sentral lain bisa mengikuti jika tekanan inflasi mereda," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/5).

Baca Juga: Bitcoin Berhasil Tembus Level Psikologis US$ 100.000, Ini Pendorongnya

Selain itu, memudarnya ketakutan regulasi membuat investor lebih percaya diri. Setelah bertahun-tahun ketidakpastian, kini banyak perkembangan positif, seperti undang-undang pro-kripto muncul di beberapa wilayah, SEC mulai berdamai dengan pelaku industri, dan regulator perbankan membuka jalan integrasi kripto.

"Faktor-faktor tersebut mengurangi persepsi risiko investasi Bitcoin," sambungnya.

Bitcoin juga semakin diakui sebagai aset mainstream. Ini merujuk langkah Coinbase mengakuisisi bursa derivatif kripto Deribit senilai US$ 2,9 miliar menegaskan bahwa pemain besar percaya pada pertumbuhan pasar kripto ke depan.

"Dengan infrastruktur yang kian matang dan aturan permainan yang lebih jelas, investor institusional maupun ritel merasa lebih nyaman untuk kembali berinvestasi di Bitcoin," tegasnya.

Dari sisi sentimen pasar, tanda-tanda arus modal kembali ke aset berisiko sudah terlihat. Nilai Bitcoin dalam sebulan terakhir naik sekitar 30% seiring kembalinya optimisme investor. Bahkan ada indikasi Bitcoin mulai decoupling (berjalan terpisah) dari pergerakan saham teknologi.

Baca Juga: Bitcoin Tembus US$100.000! Investor Euforia Usai The Fed Tahan Suku Bunga

"Artinya pelemahan di saham tidak lagi terlalu menekan Bitcoin sehingga ini menarik bagi investor karena Bitcoin bisa berperan ganda, yakni sebagai aset alternatif mirip emas (pelindung nilai saat ekonomi goyah) dan sebagai aset berisiko tinggi yang bisa naik pesat saat sentimen positif," jelasnya.

Fyqieh juga menuturkan bahwa lembaga keuangan besar juga melaporkan pergeseran alokasi aset. Contohnya, ada rotasi investasi dari emas ke Bitcoin yang turut mendukung rally harga, menurut riset Standard Chartered.

"Intinya, kombinasi likuiditas global yang meningkat, regulasi yang lebih ramah, dan pandangan bahwa 'fundamental Bitcoin kuat' telah mendorong kembalinya minat investor ke Bitcoin dan aset kripto lainnya" tutup Fyqieh.

Selanjutnya: 109 Perusahaan Perasuransian Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum untuk 2026

Menarik Dibaca: Transisi Menuju Musim Kemarau, Hujan Meningkat di Selatan Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×