kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Pasca IPO, Cipta Sarana Medika (DKHH) Siap Perluas Akses Kesehatan di Jawa Barat


Sabtu, 10 Mei 2025 / 13:00 WIB
Pasca IPO, Cipta Sarana Medika (DKHH) Siap Perluas Akses Kesehatan di Jawa Barat
ILUSTRASI. PT Cipta Sarana Medika (DKHH) resmi menjadi emiten ke-14 sepanjang tahun ini yang mencatatkan saham perdananya melalui mekanisme IPO.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor kesehatan tambah pasukan lagi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Per Kamis (8/5), PT Cipta Sarana Medika (DKHH) resmi menjadi emiten ke-14 sepanjang tahun ini yang mencatatkan saham perdananya melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).

Berdiri sejak 17 September 2014, DKHH merupakan perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas rumah sakit swasta. Perseroan fokus pada pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah kecil Indonesia. 

Direktur Utama DKHH Satria Muhammad Wilis menyebut, perusahaan ini merupakan manifestasi kepedulian terhadap masyarakat yang diwariskan Karlinah Djajaatmadja, istri Wakil Presiden RI ke-4 Umar Wirahadikusumah, yang tak lain adalah kakek-nenek buyutnya.

Baca Juga: Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) Menggarap Pasar di Jawa Barat

DKHH mengelola rumah sakit tipe C yang akan berlokasi di sejumlah wilayah strategis, yakni Kedungwaringin, Sukatani, dan Cibadak. Menurut prospektus IPO yang diterbitkan, hingga kini kegiatan usaha yang telah benar-benar dijalankan perseroan adalah Rumah Sakit DKH Cibadak.

Selain itu, DKHH memiliki dua anak perusahaan, yakni PT As-Shofwan Tunggal Mandiri dan PT Mutiara Persada Abadi. Keduanya mengoperasikan rumah sakit swasta tipe D di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 

Hingga kini, DKHH berdiri di bawah naungan PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals sebagai pengendali utamanya. 

Memang, sebelum IPO, PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals merupakan pemegang saham utama DKHH, yakni sebesar Rp 99,99 miliar atau setara dengan 100% kepemilikan. Dus, saham senilai Rp 1 juta dimiliki oleh Iqbal Rahim Wilis, menantu keluarga Umar Wirahadikusumah. 

Pasca IPO, kepemilikan PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals berkurang menjadi 79,22%. Artinya, perusahaan itu masih menjadi pemegang saham mayoritas, sementara masyarakat alias investor publik memiliki porsi kepemilikan sebesar 20,78%. 

Melalui aksi IPO ini, Satria bilang perseroan akan meremajakan fasilitas kesehatan dan membangun Center of Excellence yang akan menjadi pionir di kawasan Cibadak. 

Di samping itu, aksi IPO juga ditempuh untuk menjalankan tata kelola perusahaan yang lebih baik.

Baca Juga: Cipta Sarana Medika (DKHH) Incar Kenaikan Laba Bersih Triple Digit pada 2025

Sebagai perusahaan Tbk, kami akan disoroti oleh regulator. Banyak aturan yang harus kami ikuti. Kultur yang tertib diharapkan dapat menyebar ke seluruh unit rumah sakit, dari hari ini sampai harapannya 50 tahun ke depan,” ungkap Satria saat ditemui Kontan di BEI, Kamis (8/5).

Pengembangan Rumah Sakit Klaster

Direktur Cipta Sarana Medika Octen Suhadi menjelaskan lebih lanjut soal pengembangan bisnis perseroan. Katanya, perseroan bakal memakai konsep clustering.

“Maksudnya, pada satu region itu akan kita kelola tiga rumah sakit,” kata Octen pada kesempatan yang sama.

Jadi, untuk klaster pertamanya, DKHH akan membangun rumah sakit baru di Bogor dan Ciawi sebagai pengembangan dari Rumah Sakit DKH Cibadak yang sudah ada. Octen bilang, konsep ini dipakai sebagai upaya efisiensi tata kelola serta keuangan perseroan.

Katanya, eksekusi pengembangan itu akan dimulai tahun ini. “Rencananya ada satu rumah sakit lagi tahun ini,” sebut Octen. 

Namun, untuk pembangunan rumah sakit baru nanti, Octen bilang perseroan tak mengandalkan dana IPO, melainkan dana pengembangan dari sumber lain.

Saat ini, Rumah Sakit DKH Cibadak telah memiliki total 387 bed. Dengan dana dari IPO, targetnya perseroan akan menambah hingga 25 bed lagi. 

Baca Juga: Cipta Sarana Media (DKHH) akan Melantai di Bursa Hari Ini, Kamis (8/5)

Memang, Satria juga bilang bahwa salah satu alasan IPO adalah tingkat keterisian tempat tidur alias effective bed occupancy rate rumah sakit yang saat ini sudah di atas 90%.

Di luar itu, perseroan baru merenovasi sejumlah kamar rumah sakit pada awal tahun ini. Kata Octen, langkah ini ditempuh agar dapat mengikuti kelas rawat inap standar (KRIS) sesuai Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2024.

"Harapannya di tanggal 15 Mei renovasi selesai, pasien meningkat, dan kita sudah mengikuti standarisasi yang ada di BPJS," imbuh Octen.

Dengan status barunya sebagai emiten, DKHH memasang target performa yang jauh lebih tinggi. Octen menyebut, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 165 miliar dan laba bersih sebesar Rp 8,2 miliar pada tahun 2025 ini.

Untuk diketahui, tahun lalu DKHH membukukan pendapatan sebesar Rp 126,03 miliar dan laba bersih sebesar Rp 1,27 miliar. Artinya, DKHH mengincar kenaikan kenaikan pendapatan hingga 30,92% dan kenaikan laba hingga 545,66% untuk tahun ini.

Selanjutnya: 7 Film Dewasa Korea Penuh Adegan Panas, Ada yang Dibintangi Kim Tae Ri

Menarik Dibaca: 7 Film Dewasa Korea Penuh Adegan Panas, Ada yang Dibintangi Kim Tae Ri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×