kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suspensi dicabut, BORN jadi top losers


Senin, 29 September 2014 / 13:27 WIB
Suspensi dicabut, BORN jadi top losers
ILUSTRASI. Bikin Kue Sagu Keju untuk sajian Lebaran nanti, yuk. Ini dia resepnya. Ika Rahma H/Shutterstock


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka penghentian sementara perdagangan efek (suspensi) PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN). Di hari pertama perdagangan, saham BORN langsung terjun bebas 22,68% ke level Rp 75 per saham dari sebelumnya Rp 100 per saham.

Saham BORN ditransaksikan dengan volume 1,36 juta lot dan frekuensi 5.937 kali. Dengan penurunan itu, BORN masuk dalam jajaran top losers pada perdagangan hari ini.

Suspensi saham BORN dilakukan BEI pada 30 Juni lalu karena BORN terlambat menyampaikan laporan keuangan. "Efek perseroan kini sudah dapat diperdagangkan di seluruh pasar," ujar manajemen BEI. 

Akhir pekan lalu, BORN baru merilis laporan keuangan Kuartal I 2014. Namun, hasilnya tak menggembirakan. Pada periode itu, rugi bersih BORN naik 501,47% menjadi US$ 85,28 juta, dari periode sama tahun lalu yang US$ 14,18 miliar. 

Memburuknya posisi rugi bersih berasal dari performa penjualan BORN yang anjlok 72,62% di kuartal I 2014 menjadi US$ 37,96 juta, dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat US$ 138,61 juta. 

Penurunan penjualan itu kian tergerus oleh beban keuangan BORN yang mencapai US$ 19,41 juta di tiga bulan pertama 2014. BORN juga menanggung beban lain-lain senilai US$ 22,14 juta. 

BORN pun menanggung utang dari Standard Chartered Bank (Stanchart) senilai US$ 1 miliar. Perseroan kini tengah meminta restrukturisasi atas utang tersebut. Pinjaman yang ditarik pada Januari 2012 ini seharusnya jatuh tempo pada 2016 mendatang. Selepas restrukturisasi, jatuh tempo pinjaman diperpanjang menjadi 15 Januari 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×