Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) tengah menyiapkan rencana korporasi sebagai salah satu langkah restrukturisasi utang. Perseroan akan menerbitkan saham baru yang nantinya akan diserap oleh kreditur terbesarnya, Standard Chartered Bank (SCB).
SCB merupakan pimpinan sindikasi dari sejumlah kreditur yang memberikan pinjaman kepada BORN yang nilainya mencapai US$ 1 miliar.
"Perusahaan sedang dalam proses menerbitkan saham baru kepada SCB," ujar Alexander Ramlie, Presiden Direktur BORN dalam catatan laporan keuangannya.
Ia belum menyebutkan berapa banyak saham yang akan diterbitkan. Namun, sebelumnya, Kenneth Raymond Allan, Direktur BORN bilang, pihaknya berencana menerbitkan waran yang memberikan hak pemesanan saham baru yang jumlahnya setara dengan 4% dari modal saham terdilusi BORN.
Tetapi, manajemen BORN kemudian memutuskan akan menerbitkan saham baru saja. Berdasarkan laporan keuangan 2013, total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan sebesar 17,59 miliar. Jika angka 4% itu dipakai untuk penerbitan saham baru, maka jumlah saham baru yang akan diterbitkan jumlahnya sekitar 703,63 juta saham.
Perseroan masih memiliki saham tresuri sebanyak 102,05 juta saham. Harga saham terakhir BORN, sebelum disuspen, sebesar Rp 97 per saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan saham BORN sejak 30 Juni 2014 akibat telatnya penyampaian laporan keuangan.
Adapun, penerbitan saham baru ini merupakan salah satu poin yang ada dalam restrukturisasi utang itu. Beberapa poin lainnya adalah perubahan masa jatuh tempo dari 2016 menjadi 15 Januari 2019 mendatang.
Selain itu, perseroan mendapat keringanan untuk membayar cicilan pinjaman. Seharusnya cicilan pinjaman dibayar setiap triwulanan sejak 30 September 2012. Namun, cicilan ditangguhkan dan dibayar mulai 15 April 2015 hingga 15 Januari 2019.
Perseroan juga bisa mengesampingkan kewajiban keuangan (financial covenants) sampai Juni 2015. Asal tahu saja, per 31 Desember 2014, BORN melanggar beberapa kovenan yang ditentukan. Diantaranya, wajib menjaga nilai kekayaan bersih berwujud minimum US$ 800 juta.
Rasio utang terhadap laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) tidak lebih dari 3,5 kali di 2012, sebesar 3 kali di 2013, dan 2,4 kali mulai 1 Januari 2014. Per akhir 2013, ekuitas BORN negatif. Nilainya minus US$ 307,67 juta.
Perseroan juga mengalami rugi sebelum pajak penghasilan yang nilainya mencapai US$ 614,49 juta. Sedangkan, rugi bersih sekitar US$ 605,18 juta.
Informasi saja, jumlah utang SCB per akhir 2013 tercatat sebsar US$ 795 juta. Sepanjang tahun 2013, BORN telah melakukan pembayaran kembali lebih awal sebesar US$ 50 juta. Ini merupakan tambahan dari cicilan pembayaran kembali yang telah dijadwalkan dengan nilai US$105 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News