Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Superkrane Mitra Utama Tbk menjajal bisnis penyewaan alat berat di pasar mancanegara. Negara-negara Asia Tenggara menjadi target utama dalam rencana ekspansi pasar emiten penyewaan crane berkode saham SKRN tersebut.
Sekretaris Perusahaan SKRN Eddy Gunawin mengatakan, SKRN telah menyewakan dua crane berukuran 650 Ton dan 750 Ton ke Vietnam untuk durasi penyewaan minimal 6 bulan pada Maret 2021 lalu.
“(Penyewaan ke Vietnam) berpotensi diperpanjang sampai total dua tahun,” ujar Eddy saat dihubungi Kontan.co.id usai acara paparan publik pada Kamis (22/7).
Baca Juga: Tambah 21 crane baru, Superkrane (SKRN) sudah serap seluruh capex tahun ini
Selain untuk memperluas jangkauan pasar, ekspansi ke pasar mancanegara juga dilakukan sebagai upaya memperbaiki kinerja perusahaan yang sempat menyusut di tiga bulan pertama tahun ini.
Mengutip laporan keuangan interim perusahaan, SKRN mencatatkan penurunan pendapatan neto sebesar 59,95% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 135,31 miliar di kuartal I 2020 menjadi Rp 54,18 miliar di kuartal I 2021.
Dari hasil pendapatan neto itu, SKRN membukukan rugi bersih Rp 33,34 miliar di kuartal I 2021, turun tipis 0,82% dibanding rugi bersih kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 33,62 miliar.
Permintaan sewa crane yang lesu dan penerapan ketentuan PSAK baru menjadi biang kerok di balik penurunan pendapatan dan rugi bersih yang dibukukan oleh perusahaan di tiga bulan pertama menurut penjelasan Eddy.
Eddy bilang, upaya perluasan pasar ekspor dapat membantu perusahaan dalam mengejar target pertumbuhan pendapatan sekitar 10%%-20% pada tahun ini. SKRN optimistis, target ini realistis untuk dicapai seiring permintaan sewa alat berat yang terus membaik.
SKRN mencatat, permintaan sewa sudah kembali normal sejak Mei 2021 lalu. Di sisi lain, tantangan berupa penerapan PPKM darurat juga diyakini belum banyak berdampak bagi kinerja perusahaan, mengingat bahwa sektor konstruksi masuk ke dalam kategori sektor esensial.
Agar target kinerja bisa dicapai, SKRN berstrategi untuk memberikan nilai tambah untuk mengungguli kompetitor dalam persaingan pasar penyewaan alat berat.
Caranya, ialah dengan memberikan layanan One Stop Solution yang mencakup penyusunan lifting plan, safety plan, dan lain-lain sehingga klien bisa fokus pada pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC).
Baca Juga: Superkrane (SKRN) membuka peluang ekspansi ke luar negeri
Selain meningkatkan keunggulan atas kompetitor, cara ini juga bisa memacu pendapatan lantaran memiliki harga sewa yang lebih tinggi.
Di samping itu, SKRN juga menambah dan meningkatkan peralatan guna memperkuat posisi pasar sembari tetap meningkatkan efisiensi dari beban logistik maupun perawatan peralatan.
Saat ini, SKRN telah membelanjakan seluruh anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar untuk menambah 21 crane baru.
“Semua belanja capex telah terealisasi tetapi pengiriman crane terakhir akan tiba di bulan September 2021,” kata Eddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News