Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
SKRN mencatat, permintaan sewa sudah kembali normal sejak Mei 2021 lalu. Di sisi lain, tantangan berupa penerapan PPKM darurat juga diyakini belum banyak berdampak bagi kinerja perusahaan, mengingat bahwa sektor konstruksi masuk ke dalam kategori sektor esensial.
Agar target kinerja bisa dicapai, SKRN berstrategi untuk memberikan nilai tambah untuk mengungguli kompetitor dalam persaingan pasar penyewaan alat berat.
Caranya, ialah dengan memberikan layanan One Stop Solution yang mencakup penyusunan lifting plan, safety plan, dan lain-lain sehingga klien bisa fokus pada pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC).
Baca Juga: Superkrane (SKRN) membuka peluang ekspansi ke luar negeri
Selain meningkatkan keunggulan atas kompetitor, cara ini juga bisa memacu pendapatan lantaran memiliki harga sewa yang lebih tinggi.
Di samping itu, SKRN juga menambah dan meningkatkan peralatan guna memperkuat posisi pasar sembari tetap meningkatkan efisiensi dari beban logistik maupun perawatan peralatan.
Saat ini, SKRN telah membelanjakan seluruh anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar untuk menambah 21 crane baru.
“Semua belanja capex telah terealisasi tetapi pengiriman crane terakhir akan tiba di bulan September 2021,” kata Eddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News