kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.910   -1,00   -0,01%
  • IDX 6.660   25,27   0,38%
  • KOMPAS100 960   3,90   0,41%
  • LQ45 748   3,36   0,45%
  • ISSI 211   0,71   0,34%
  • IDX30 389   1,63   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   1,53   0,33%
  • IDX80 109   0,53   0,49%
  • IDXV30 114   0,33   0,29%
  • IDXQ30 128   0,39   0,31%

Sukuk tenor pendek jadi primadona


Selasa, 08 September 2015 / 18:32 WIB
Sukuk tenor pendek jadi primadona


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Investor kembali memburu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara pada lelang Selasa (8/9) yang mencatat total penawaran Rp 4,84 triliun.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) menyerap lelang sesuai target indikatif yakni Rp 2,5 triliun.

Dalam lelang kali ini, pemerintah memenangkan empat seri sukuk yang ditawarkan. Seri SPN-S 09032016 diserap dengan nominal Rp 810 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,81% dan imbalan diskonto. Total penawaran yang masuk untuk seri ini sebesar Rp 1,66 triliun dengan yield terendah 6,75% dan yield tertinggi 8%. Seri tersebut jatuh tempo pada 9 Maret 2016.

Pemerintah juga memenangkan tiga seri Project Based Sukuk (PBS). Pertama, PBS006 yang diserap dengan nominal Rp 530 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 8,9% dan imbalan 8,25%. Total penawaran yang masuk untuk seri ini mencapai Rp 670 miliar dengan yield terendah 8,81 % dan yield tertinggi 9,21%. Seri ini jatuh tempo pada 15 September 2020.

Kedua, PBS008 yang diserap dengan nominal Rp 200 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 7,51% dan imbalan 7%. Total penawaran yang masuk untuk seri ini mencapai Rp 680 miliar dengan yield terendah 7,46 % dan yield tertinggi 8,75%. Seri ini jatuh tempo pada 15 Juni 2016.

Ketiga, PBS009 yang diserap dengan nominal Rp 960 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 8,31% dan imbalan 7,75%. Total penawaran yang masuk untuk seri ini mencapai Rp 1,835 triliun dengan yield terendah 8,25 % dan yield tertinggi 8,75%. Seri ini jatuh tempo pada 25 Januari 2018.

Analis obligasi BNI Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, mayoritas investor pada lelang sukuk bertujuan untuk menggenggam instrumen ini hingga jatuh tempo alias hold to maturity. Alasannya, sukuk bersifat kurang likuid di pasar sekunder. Pergerakannya juga lebih stabil.

Makanya investor lebih menyukai sukuk bertenor pendek agar dapat memperoleh yield menarik dengan tempo singkat. Walhasil, seri SPN-S 09032016 dan PBS009 paling populer dalam lelang kali ini.

Penawaran yang masuk dalam lelang kali ini memang lebih rendah ketimbang lelang sukuk dua pekan sebelumnya. Sebab, harga obligasi memang sedang koreksi. Lihat saja indeks obligasi pemerintah atau Inter Dealer Market Association (IDMA) pada Senin (7/9) yang turun 0,77% menjadi 93,58, level terendah sejak Maret 2014.

Namun, Made menilai yield yang diminta oleh para investor cukup kompetitif. “Terutama pada PBS008 dan PBS009. Walaupun dari sisi jumlah penawaran turun, kualitas lelang kali ini bagus,” tukasnya.

Kuota penerbitan surat utang di pasar primer juga kian menipis jelang pengujung tahun 2015. Sehingga pemerintah tidak terlalu agresif lagi mencari pendanaan dengan menyerap permintaan sesuai target.

Sebagai gambaran, dalam lelang sukuk Selasa (25/8), pemerintah menyerap permintaan sesuai target indikatif Rp 2,5 triliun. Padahal jumlah penawaran yang masuk tercatat Rp 6,308 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×