Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) akan lebih berhati-hati untuk menggelar ekspansi di 2025 di tengah kondisi makro ekonomi dan pasca merger XL Axiata dengan Smartfren.
Advisor & Group Investor Relations Sarana Menara Nusantara Adam Gifari menyampaikan Grup TOWR akan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi karena kompetisi di industri menara telekomunikasi masih cukup dinamis.
"Dari sisi makroekonomi, tekanan juga dapat dari nilai tukar rupiah, suku bunga yang belum turun hingga pertumbuhan ekonomi yang tidak secepat sebelumnya," kata Adam saat ditemui, Rabu (23/4).
Dengan kondisi-kondisi tersebut, Adam bilang, manajemen TOWR memasang target konservatif untuk tahun ini. TOWR memproyeksikan pendapatan tumbuh low–single digit secara organik dibanding 2024.
Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bagikan Dividen Rp 800 Miliar
Melansir laporan keuangan tahun buku 2024, emiten menara telekomunikasi ini meraup pendapatan sebesar Rp 12,73 triliun, melonjak 16,09% secara tahunan dari Rp 11,74 triliun di 2023.
TOWR masih menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 5 triliun–Rp 6 triliun untuk 2025. Anggaran capex akan berasal dari kantong internal TOWR.
Adam bilang, TOWR sedang berkomunikasi dengan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), entitas hasil merger XL Axiata dan Smartfren, terkait dengan pengelolaan aset menara telekomunikasi.
"Adanya merger XL dengan Smartfren jadi kebutuhan aset di industri telekomunikasi seperti apa dan apakah akan ekspansi organik atau seperti apa, kami masih menunggu," ucap dia.
Equity Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mencermati segmen non-menara TOWR masih memiliki kekuatan untuk tumbuh karena TOWR memanfaatkan infrastruktur fibernya.
"TOWR dengan cepat beralih melayani ISP (Internet Services Provider) dan memonetisasi jaringan fiber backhaul-nya untuk mendukung pertumbuhan business to business," jelasnya dalam riset.
BRI Danareksa Sekuritas masih mempertahankan rekomendasi beli saham TOWR dengan target harga Rp 870 per saham. TOWR didukung oleh posisinya yang lebih awal dalam investasi fiber, walaupun pertumbuhan diperkirakan moderat di kisaran 3%–4%.
Baca Juga: Dapat Restu RUPS, TOWR Siap Rights Issue Terbitkan Maksimal 15 Miliar Sahm
Selanjutnya: Kerjasama dengan Terra Drone, Pertamina NRE Cek Keandalan Sistem PLTS di Riau
Menarik Dibaca: Optimalkan Tumbuh Kembang, Alfamidi Dorong Keluarga Menjaga Pencernaan Balita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News