kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.910   -1,00   -0,01%
  • IDX 6.660   25,27   0,38%
  • KOMPAS100 960   3,90   0,41%
  • LQ45 748   3,36   0,45%
  • ISSI 211   0,71   0,34%
  • IDX30 389   1,63   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   1,53   0,33%
  • IDX80 109   0,53   0,49%
  • IDXV30 114   0,33   0,29%
  • IDXQ30 128   0,39   0,31%

Lelang sukuk, tenor pendek bakal lebih laku


Jumat, 04 September 2015 / 19:00 WIB
Lelang sukuk, tenor pendek bakal lebih laku


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemerintah kembali berencana menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atawa sukuk negara pekan depan.

Analis menilai, sukuk tenor pendek akan menjadi primadona dalam lelang kali ini.

Ada empat seri sukuk yang akan dilelang. Pertama, seri sukuk berbasis proyek yakni SPN-S 09032016 yang beraset dasar Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah dan bangunan.

Sukuk dengan imbalan diskonto tersebut jatuh tempo pada 9 Maret 2016.

Ada pula tiga seri sukuk berbasis proyek alias Project Based Sukuk (PBS) yakni seri PBS006 dengan imbalan 8,25% yang jatuh tempo pada 15 September 2020.

Seri PBS008 dengan imbalan 7% yang jatuh tempo pada 15 Juni 2016.

Seri PBS009 dengan imbalan 7,75% yang tenggat waktunya pada 25 Januari 2018.

Ketiga seri PBS tersebut beraset dasar proyek dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan tahun 2015.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) mematok target indikatif sebesar Rp 2,5 triliun.

Lelang akan berlangsung pada tanggal 8 September 2015 dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Setelmen ditetapkan pada tanggal 10 September 2015.

Analis obligasi BNI Securities I Made Adi Saputra menilai, pemerintah berpeluang memperoleh kelebihan penawaran alias oversubscribe hingga 1,5 kali – 2 kali atau Rp 3 triliun – Rp 5 triliun.

Memang jumlah penawaran yang masuk diprediksi menyusut ketimbang lelang sukuk dua pekan lalu. Sebab, kondisi pasar obligasi masih rentan tertekan.

Lihat saja indeks obligasi pemerintah yang tercermin pada Inter Dealer Market Association per Rabu (2/9) yang tercatat 94,71. Ketimbang posisi awal pekan, indeks menciut 0,16%.

“Investor sukuk juga mengamati kondisi pasar obligasi konvensional,” imbuhnya.

Namun, Made menilai, dalam lelang pekan depan pemerintah akan mengejar yield yang kompetitif, bukan volume penerbitan lelang.

Sebab, dari target penerbitan surat utang dalam negeri pada kuartal ketiga 2015 yang dipatok Rp 63 triliun, hanya tersisa kuota Rp 1,98 triliun lagi.

Padahal, masih ada jadwal dua kali lelang SUN dan dua kali lelang sukuk.

“Pemerintah di posisi tawar yang bagus, mereka akan mengejar biaya dana yang murah. Investor harus menawar yield yang berkualitas,” paparnya.

Makanya Made menerawang pemerintah hanya akan menyerap lelang sesuai target indikatif.

Menurut Made, sukuk tenor pendek seperti seri SPN-S 09032016, PBS008 dan PBS009 akan diburu investor.

Alasannya, pergerakan sukuk tenor pendek lebih minim atau kurang volatil di kala kondisi pasar kurang mengilap. Sehingga, surat utang tenor pendek lebih aman.

Apalagi mayoritas investor sukuk cenderung menggenggam jenis instrumen ini hingga jatuh tempo alias hold to maturity.

Oleh karena itu, umumnya investor enggan mengejar sukuk bertenor panjang karena mereka sudah bisa memperoleh imbal hasil yang menarik dengan sukuk tenor pendek.

Made memprediksi, investor perbankan akan mengejar sukuk bertenor pendek agar sesuai dengan masa produk deposito mereka.

Sedangkan manajer investasi akan mengejar sukuk bertenor lima tahun seperti PBS006 untuk meracik portofolio reksadana mereka.

Sebagai gambaran, dalam lelang sukuk Selasa (25/8), pemerintah menyerap permintaan sesuai target indikatif Rp 2,5 triliun.

Padahal jumlah penawaran yang masuk tercatat Rp 6,308 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×