kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukuk Ijarah tetap menarik di tengah pandemi Covid-19


Kamis, 13 Agustus 2020 / 06:31 WIB
Sukuk Ijarah tetap menarik di tengah pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Punya daya tarik imbal hasil tetap (fix rate) dan mudah dikelola, membuat pilihan berinvestasi sukuk ijarah masih dibanjiri peminat. Meningkatnya prospek sukuk ijarah ke depan juga mengikuti literasi terhadap perkembangan industri pasar modal syariah Tanah Air.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, berinvestasi di Sukuk Ijarah serupa dengan berinvestasi di fixed income secara syariah dengan sistem akad yang lebih mudah.

"Secara rate, dia tetap dan lebih diterima pasar, sekaligus yang paling populer," kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Rabu (12/8).

Baca Juga: Sukuk ijarah masih menarik untuk dilirik

Selain itu, pengelolaan sukuk ijarah juga dinilai lebih memudahkan penjamin emisi lantaran ratenya atau kupon yang tetap. Sukuk Ijarah juga memiliki daya tarik tersendiri bagi investor syarih.

Untuk itu, Ramdhan meyakini peminat Sukuk Ijarah masih cukup banyak, tercermin dari serapan pasar yang cukup baik pada produk-produk sukuk baik miliki korporasi maupun negara.

Umumnya, penerbit Sukuk Ijarah menjadikan aset properti sebagai underlying, dengan tujuan penawarann kebanyakan untuk ekspansi maupun operasional perusahaan.

Namun, Ramdhan meningkatkan agar investor tetap selektif dalam memilih penawaran sukuk ijarah, dengan memperhatikan tingkat utangnya atau rating. Selain itu prospek kinerja perusahaan dan industri perusahaan penerbit Sukuk Ijarah dijadikan pertimbangan.

Menurutnya, untuk penerbit sektor properti memiliki risiko yang lebih tinggi di tengah tekanan ekonomi dan pandemi Covid-19 saat ini. Apalagi, daya beli masyarakat juga menurun dan menjadikan properti sebagai kebutuhan secondary.

"Bisa lirik sektor retail dan perbankan. Dengan maraknya aliran stimulus dari pemerintah, sektor perbankan jadi yang paling diuntungkan dan kebanjiran likuiditas, sehingga cukup prudent, lebih cepat recovery dan survive," paparnya.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, secara prinsip sukuk dibutuhkan oleh institusi syariah dan juga investor yang ingin investasi sesuai syariat Islam.

Adapun dari sisi risiko sendiri, Wawan menilai sukuk ijarah pasti memiliki aset yang berpindah tangan ke investor untuk kemudian di sewa, di mana setelah jatuh tempo aset ini akan dibeli kembali.

"Jadi boleh dibilang sukuk ijarah ekuivalen obligasi dengan jaminan aset," jelas Wawan kepada Kontan.

Baca Juga: Semester I 2020, Elnusa (ELSA) serap belanja modal Rp 270 miliar

Untuk itu, Sukuk Ijarah bakal jadi pilihan menarik di tengah pandemi lantaran adanya jaminan aset yang membuat lebih menarik. Dilihat dari sisi imbal hasil, umumnya sukuk ijarah cukup bersaing dengan obligasi konvensional.

Ini karena, risiko sukuk ijarah umumya adalah pada likuiditasnya, umumnya investor membeli untuk dipegang hingga jatuh tempo sehingga jarang diperdagangkan di pasar.

Adapun tips untuk memilih emiten sukuk ijarah, Wawan menyarankan untuk tetap kembali pada fundamental perusahaan, tetapi paling tidak dengan adanya aset dasar yang menjadi jaminan.

"Dengan begitu, maka risiko pada sukuk ijarah lebih kecil dibanding obligasi tanpa jaminan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×