kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku Bunga Naik, Reksadana Pasar Uang Bisa Kembali Dilirik


Senin, 21 November 2022 / 07:04 WIB
Suku Bunga Naik, Reksadana Pasar Uang Bisa Kembali Dilirik
ILUSTRASI. Reksadana pasa uang diuntungkan dengan kenaikan suku bunga acuan


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pasar uang bisa kembali dilirik setelah kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI). Imbal hasil reksadana pasar uang berpotensi naik signifikan dengan tren kenaikan suku bunga acuan.

Pada Kamis (17/11), suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7-DRRR) naik sebesar 50 basis poin (Bps) menjadi 5,25%.

Head of Fixed Income Avrist Asset Management Zaki Aulia mengatakan, kondisi suku bunga tinggi sangat menguntungkan bagi reksadana pasar uang. Bahkan, dampak kenaikan suku bunga menjadikan reksadana pasar uang paling prospektif di antara jenis reksadana lain.

Dengan kenaikan tingkat suku bunga, rate bunga deposito di perbankan yang menjadi opsi penempatan reksadana juga mengalami peningkatan. Serta, tingkat yield untuk obligasi di bawah 1 tahun juga meningkat, sehingga mampu menaikkan kinerja reksadana.

Zaki bilang, saat ini reksadana pasar uang mampu memberikan imbal hasil di kisaran 3,5%-4,5% secara nett. Dengan acuan suku bunga BI telah mencapai 5,25% di November ini, maka reksadana pasar uang berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi, ke kisaran 4%-5% nett secara tahunan.

Baca Juga: Kas Manajer Investasi Makin Tebal Sepanjang 2022, Ini Penyebabnya

Strategi Avrist sendiri dalam mengelola reksadana pasar uang antara lain dengan memperbesar porsi obligasi korporasi dengan tenor di bawah 1 tahun yang memberikan yield relatif lebih menarik dibandingkan deposito.

Saat ini, porsi obligasi korporasi tenor di bawah 1 tahun pada produk reksadana pasar uang Avrist yakni Avrist Ada Kas Mutiara berada di angka 50-55% dari total Assets Under Management (AUM).

Dihubungi terpisah, Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengamini bahwa kenaikan suku bunga acuan akan berdampak positif untuk penguatan reksadana pasar uang.

Hal tersebut karena instrumen reksadana pasar uang di dalamnya terdiri dari deposito dan obligasi di bawah 1 tahun yang kuponnya akan mengikuti kenaikan suku bunga BI rate.

"Investor akan menerima untung dari kenaikan suku bunga dan akan lebih aman dari sisi volatilitas," ucap Nicodimus kepada Kontan.co.id, Jumat (18/11).

Berdasarkan data Infovesta, indeks acuan reksadana pasar uang yang tercermin pada indeks Infovesta money market fund mencatat return sebesar 2,30% secara year to date (YTD).

Baca Juga: AUM Turun, Ini Deretan Manajer Investasi dengan Dana Kelolaan Terbesar

Secara historikal, potensi imbal hasil yang ditawarkan pada reksadana pasar uang bisa memberikan return hingga 1,5x-2x lebih besar dari deposito biasa. Namun hal tersebut tergantung pada komposisi pada masing-masing reksadana pasar uang.

Kendati demikian, Nicodimus menuturkan, guna mengoptimalkan return dan meminimalisir risiko, investor juga perlu melakukan mixing atau diversifikasi dengan indeks reksadana lainnya.

Dimana reksadana pasar uang menjadi yang paling direkomendasikan, kemudian reksadana saham yang berisi bank-bank big caps. Secara historikal bank big caps justru naik di tengah kenaikan suku bunga acuan, kemudian yang terakhir bisa di diversifikasi juga ke reksadana balanced fund.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×