kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Suku Bunga Berpotensi Turun, Cek Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Hingga Akhir 2024


Senin, 16 September 2024 / 19:01 WIB
Suku Bunga Berpotensi Turun, Cek Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Hingga Akhir 2024
ILUSTRASI. Karyawan berjalan dekat papan digital perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (19/8/2024). Suku bunga The Fed diperkirakan akan segera turun pada pekan ini dan berdampak positif bagi bursa saham.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga The Fed diperkirakan akan segera turun pada pekan ini. Belum pasti berapa jumlah penurunan suku bunga yang akan dilakukan The Fed, tetapi pasar saat ini menantikan bank sentral Amerika Serikat (AS) itu akan menurunkannya sebesar 50 basis poin (bps)

Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina melihat, ada kemungkinan The Fed tidak akan menurunkan suku bunga sampai 50 bps di bulan September ini. Kemungkinan besarnya, The Fed hanya akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps di bulan September.

Alasannya, karena angka inflasi inti AS masih naik, sehingga The Fed mungkin masih akan hati-hati dan konservatif dalam menurunkan suku bunga.

Baca Juga: Penjualan Mobil Bergairah, Prospek Emiten Komponen Otomotif Makin Cerah?

“Ekonomi AS lagi sedang tidak baik-baik saja, (jika penurunan suku bunga sampai 50 bps) bisa jadi bumerang,” ujarnya saat ditemui Kontan, Kamis (12/9).

Martha memproyeksikan, IHSG bisa naik hingga level 7.915 di akhir tahun 2024. Dengan adanya potensi penurunan suku bunga The Fed, saham yang akan terdampak sentimen positif adalah sektor perbankan dan ritel.

Prediksi itu dapat terealisasi ketika kebijakan pemangkasan suku bunga direalisasikan Bank Indonesia (BI) juga sebelum akhir tahun ini. Penurunan suku bunga tersebut diperkirakan akan memperkuat daya beli masyarakat serta mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.

“Inflasi yang terkendali dan suku bunga yang lebih rendah akan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Dengan kredit konsumsi yang diproyeksikan meningkat, akan berdampak langsung pada penguatan beberapa sektor, termasuk sektor ritel dan perbankan,” katanya. 

Baca Juga: Cermati Proyeksi IHSG dan Pilihan Saham di Pekan FOMC The Fed dan RDG BI

Konsumsi rumah tangga, yang merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, diproyeksikan akan menguat pada kuartal IV 2024. Pemangkasan suku bunga dan peningkatan kepercayaan konsumen akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif melakukan pembelian barang dan jasa.  

"Sektor ritel, khususnya segmen barang konsumsi, fashion, dan elektronik, diprediksi akan mendapatkan keuntungan signifikan dari tren ini,” ujar Martha menjelaskan. 

Martha pun merekomendasikan investor untuk melirik saham BMRI, BBCA, dan BBRI dari sektor perbankan. Sementara, dari sektor ritel, Martha menyarankan investor melirik ASII, ICBP, MYOR, MAPI, ACES, dan SIDO.

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Reza Priyambada melihat, keputusan pemangkasan suku bunga The Fed masih akan bergantung pada penilaian mereka sesuai dengan perilisan data-data ekonomi selanjutnya.

Baca Juga: Suku Bunga Berpotensi Dipangkas, Cermati Saham Rekomendasi Analis

“Banyak yang memperkirakan penurunannya sebanyak tiga kali di tahun 2024 yang dimulai pada September ini. Namun, dilihat saja nanti akan seperti apa,” ujarnya kepada Kontan, Sabtu (14/9).

Penurunan suku bunga itu diharapkan bisa berdampak positif ke kinerja pasar saham domestik. Akan tetapi, arah bursa nantinya juga dipengaruhi sentimen lainnya, seperti rilis data-data kinerja keuangan emiten, faktor geopolitik, harga komoditas, dan lainnya. 

Jika sentimen lainnya itu tak sesuai harapan pasar, bisa jadi kinerja bursa domestik melemah meskipun ada sentimen penurunan suku bunga The Fed.

Pergerakan IHSG pun diperkiraan akan ada di rentang 7.612 - 7.965 hingga akhir tahun 2024.

Saham yang akan bergerak positif hingga akhir tahun 2024 masih didominasi saham-saham berkapitalisasi pasar yang besar. Sektor yang bakal menopang kinerja bursa di sisa tahun ini adalah sektor perbankan, energi, dan konsumer.

Reza pun menyarankan investor untuk memperhatikan pergerakan saham-saham dengan peningkatan arus kas dalam beberapa waktu ke depan.

Baca Juga: Ada FOMC The Fed dan RGD BI, Simak Proyeksi IHSG & Rekomendasi Saham Pekan Ini

“Jika penurunan suku bunga The Fed terjadi, pelaku pasar bisa memanfaatkan sentimen ini untuk melakukan aksi beli dan bisa jadi seluruh sektor akan bergerak positif,” ungkapnya.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat, estimasi pemangkasan suku bunga acuan Fed masih akan dinamis.

The Fed pun akan melihat dari beberapa indikator, seperti pertumbuhan inflasi AS yang tercatat sebesar 2,5% secara tahunan (year on year/yoy) per Agustus 2024 dan tingkat pengangguran yang tercatat sebesar 4,2% per Agustus 2024. 

Pasar juga mengharapkan akan adanya pemangkasan, namun dengan laju yang lebih bertahap. Sebab, ada kekhawatiran akan dampak yang signifikan terhadap pasar saham.

Baca Juga: IHSG Pekan Ini Mendaki, Berikut Sentimen Penggeraknya

“Untuk saat ini, diperkirakan The Fed akan memangkas sebanyak 1% atau 100 bps hingga Desember 2024. Akan tetapi, jika terjadi perubahan signifikan pada data tenaga kerja AS, maka pemangkasan dapat lebih besar lagi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (13/9).

Pasar saham Indonesia dilihat juga akan terdampak positif seiring dengan potensi menjadi aset alternatif di tengah normalisasi suku bunga acuan. Meskipun begitu, ada juga potensi terjadi koreksi sehat di akhir bulan ini seiring dengan adanya September Effect.

”Jika pace pemangkasan suku bunga melambat, akan menjadi sentimen negatif untuk pasar saham seiring dengan potensi imbal hasil yang lebih tinggi,” ungkapnya.

Baca Juga: Emiten Indonesia Kuasai Market Cap di ASEAN, Cek Rekomendasi Sahamnya

Sektor yang masuk dalam kategori cyclical atau sensitif terhadap perubahan ekonomi makro akan mendapatkan sentimen positif seiring pemangkasan suku bunga, seperti sektor keuangan, energi, dan properti.

Per 13 September 2024, kinerja sektor keuangan sudah menguat 5,28% secara year to date (YTD), sektor energi naik 25,83% YTD, dan sektor properti naik 6,44% YTD. 

 

Audi pun merekomendasikan beli untuk BMRI, BBRI, CTRA, dan PTBA dengan target harga masing-masing Rp 7.500 per saham, Rp 5.550 per saham, Rp 1.435 per saham, dan Rp 2.990 per saham.

Selanjutnya: Ditopang Saham dan Obligasi, Investasi BNI Life Tembus Rp 743,6 Miliar

Menarik Dibaca: Zoho Perkenalkan Zoho CRM for Everyone, Bantu Kerja Tim Penjualan Perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×