kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Penghematan INTP untuk Bertahan Saat Krisis


Kamis, 12 Maret 2009 / 11:13 WIB
Strategi Penghematan INTP untuk Bertahan Saat Krisis


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ekonomi tahun ini tampaknya kurang bersahabat bagi industri semen. Perkiraan pertumbuhan ekonomi 2009 yang akan melambat sudah pasti berbuntut pada permintaan semen.

Salah satu produsen semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyadari kondisi itu. Makanya, INTP tak memasang target muluk-muluk di Tahun Kerbau ini. Sekretaris Perusahaan INTP Dani Handayani bilang, INTP menargetkan penjualan semen tahun ini sama dengan tahun lalu alias stagnan.

Malahan, kalau ekonomi kian layu, bukan tak mungkin penjualan INTP akan melorot hingga 5% dari penjualan tahun lalu. Berapa total penjualan 2008? "Kami masih menghitungnya," kata Dani.

Dani mengakui bahwa Indocement memasang target konservatif lantaran melihat krisis ekonomi belum pulih. Terlebih, kinerja produsen semen selalu tergantung dengan banyak faktor. "Misalnya pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat serta kinerja sektor properti," tuturnya.

Sentimen negatif

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Sonny John sependapat bahwa kinerja emiten semen selama 2009 akan lesu. Ada empat sentimen negatif yang membayangi emiten semen. Pertama, kucuran kredit perbankan ke sektor properti turun. Kedua, penurunan daya beli masyarakat. Ketiga, realisasi program infrastruktur pemerintah masih lambat. Terakhir, "Kondisi politik menjelang Pemilu," ulasnya.

Analis Bhakti Securities Reza Nugraha menambahkan, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate tak akan mendongkrak kinerja emiten semen dalam waktu dekat. Apalagi bank tak kunjung memotong bunga kreditnya. "Dampaknya terlihat di jangka menengah," tuturnya.

Tapi kata Reza, ada sentimen positif yang memayungi INTP. Emiten ini tergolong pintar berhemat. Contohnya, untuk menambah produksi, INTP tidak akan membangun pabrik tahun ini. "Mereka hanya memaksimalkan pabrik yang ada," ulas Reza. Toh, hanya dengan cara ini, Reza yakin INTP mampu menambah produksi hingga 600.000 ton per tahun pada 2009 ini.

Sonny bilang, penurunan harga BBM bisa menjadi sentimen positif bagi kinerja INTP. Selama ini, BBM menyumbang 28% dari total biaya energi INTP. Selebihnya biaya batubara yang mencapai 45% dari total biaya energi, listrik (12%), dan gas (15%).

Sonny menghitung, penjualan INTP tahun ini Rp 9,452 triliun, turun 1,3% dari perkiraan penjualan tahun lalu senilai Rp 9,582 triliun. Tapi, laba bersih INTP bisa naik 2,5% jadi Rp 1,655 triliun dari perkiraan laba bersih 2008 yang Rp 1,614 triliun. "INTP akan jadi satu-satunya emiten semen yang membukukan laba bersih positif selama 2009," kata Sonny.

Adapun Reza menghitung, INTP tahun ini akan membukukan pendapatan Rp 9,3 triliun, naik 3,3% ketimbang estimasi pendapatan 2008 yang sebesar Rp 9 triliun. Laba bersihnya juga bisa meningkat 7,6% menjadi Rp 1,4 triliun ketimbang estimasi laba 2008 yang senilai Rp 1,3 triliun.

Dus, Reza menyarankan investor membeli saham INTP dan memasang target harga Rp 5.500 per saham. Sementara Sonny merekomendasikan tahan saham ini, dengan target harga Rp 4.900 per saham. Kemarin, harga saham INTP Rp 4.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×