kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi Berdikari Pondasi Perkasa (BDKR) Capai Target Tahun 2023


Jumat, 03 Maret 2023 / 14:40 WIB
Strategi Berdikari Pondasi Perkasa (BDKR) Capai Target Tahun 2023


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan yang ke-22 di tahun ini. Usai Initial Public Offering (IPO), perseroan membidik pertumbuhan laba bersih hingga 18% pada 2023. 

Direktur Berdikari Pondasi Perkasa, Tan Franciscus, mengatakan bahwa perseroan menargetkan pendapatan tumbuh 15% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 546,6 miliar. Adapun tahun lalu BDKR memiliki pendapatan sebesar Rp 476 miliar.

Sementara untuk laba bersih, perseroan menargetkan pertumbuhan hingga 18%. "Untuk laba bersih kami targetkan di 18% yaitu sekitar Rp 99 miliar," ujarnya, Jumat (3/3).

Dengan proyeksi tersebut, diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik terhadap fundamental perseroan. Maklum, berdasarkan laporan keuangannya per Juli 2022 BDKR memiliki utang jangka pendek Rp 358,23 miliar. Sementara kas dan setara kas perseroan tercatat sebesar Rp 16 miliar.

Baca Juga: Usai IPO, Berdikari Pondasi Perkasa (BDKR) Bidik Laba Bersih Rp 99 Miliar di 2023

Meski begitu, ia menegaskan bahwa utang jangka pendek tersebut tidak akan dibayarkan menggunakan dana hasil IPO. Ia bilang pembayaran utang akan menggunakan dana hasil pengerjaan proyek.

Dengan demikian, tidak akan memberatkan modal perseroan dan justru dapat meningkatkan modalnya ditambah dengan perolehan laba yang dibidiknya tiap tahun. "Dengan mencatatkan laba akan menjadi return earnings sehingga ekuitas kami akan meningkat," katanya.

Nah, di tengah sentimen negatif terhadap emiten konstruksi Franciscus masih optimistis dengan sektor ini lantaran ada sejumlah faktor yang dapat mendorong industri konstruksi. 

Pertama, alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk infrastruktur yang naik menjadi Rp 392 triliun pada 2023.

Kedua, target investasi asing maupun domestik mencapai Rp 1.400 triliun pada 2023. 

Ketiga, estimasi pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5,7% - 6% menurut APBN.

Baca Juga: Listing Perdana, Saham Berdikari Pondasi Perkasa (BDKR) Melesat

Apalagi, pada akhir Januari 2023 perseroan telah mengantongi kontrak sebesar Rp 152,9 miliar. 

Angka tersebut setara dengan 28% dari target pendapatan tahun ini.

Pencatatan saham Berdikari Pondasi Perkasa di BEI

Dari angka tersebut, BDKR telah mendapatkan dua proyek dari Ibu Kota Negara (IKN) baru sebagai sub kontraktor. Pekerjaan tersebut meliputi pembangunan fender Jembatan Pulau Balang dan pembangunan duplikasi Jembatan Bentang Pendek Pulau Balang, Kalimantan Timur.

Frans mengemukakan, saat ini untuk Proyek Bentang Pendek progresnya mencapai 16%. Untuk proyek Bentang Panjang, saat ini baru dimulai pada akhir Februari kemarin.

Untuk mencapai target tahun ini, perseroan menargetkan berbagai proyek konstruksi dari semua sektor. Namun, ia menilai saat ini yang paling menjanjikan dari sektor pertambangan dengan banyaknya pembangunan smelter dan juga proyek EBT.

Dari kedua sektor tersebut, BDKR juga telah mengantongi beberapa proyek. 

Yakni, pembangunan power plant Amman Mineral di Sumbawa, proyek perawatan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Tolo, Sulawesi Selatan, proyek Nasional Hijau Lestari (NHL) di Kabaena, Sulawesi Tenggara, proyek Groundsill Sungai Cipamingkis, Jawa Barat, proyek Jetty untuk Smelter di Teluk Waru, Kalimantan Timur, dan proyek heavy lift crane rental di Freeport Smelter, Gresik.

Baca Juga: BEI Targetkan Ada 70 Perusahaan IPO pada Tahun Ini

Tak hanya dalam negeri, Franciscus mengaku bahwa perseroan juga tidak menutup kemungkinan terhadap potensi menggarap proyek di luar negeri. Ini mengingat pengalaman perseroan yang juga memiliki portofolio proyek di Brunei pada 2006 silam.

Namun, saat ini perseroan lebih fokus menggarap pasar dalam negeri. Sebabnya, pembangunan IKN menjadi katalis positif bagi sektor konstruksi untuk menggenjot kinerja keuangannya.

Diakuinya, dalam bisnis persaingan akan tetap ada. Hanya saja, ia bilang saat ini tidak ada emiten di BEI yang menjadi kompetitornya secara langsung. "Karena kami memiliki multi kompetensi dan dalam satu proyek kami bisa mengambil dua kali sumber pendapatan," katanya.

Yang jelas, untuk dengan melantai di BEI pihaknya dapat menunjukkan kepada klien dan calon kliennya bahwa perseroan memiliki Good Corporate Goverment (GCG) dan kepatuhan yang baik. Sehingga, ia makin optimistis dapat meyakinkan klien-kliennya guna memperoleh proyek.

"Dengan masuk BEI, kami ingin membuktikan bahwa kami tidak hanya jago kerja, tapi kami juga memiliki high quality customer juga. Contohnya proyek PLTB di Tolo yang dimiliki klien asal Spanyol yang mementingkan kualitas," terangnya.

Guna memenuhi proyek berjalan, BDKR juga akan kembali menambah investasinya pada alat berat. Hanya saja, ia tak merincikan berapa banyak tambahan alat berat. Yang jelas, pihaknya mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 15 miliar.

"Kami anggarkan capex rencananya Rp 10 miliar - Rp 15 miliar, yang mayoritas untuk investasi alat berat," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×