kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stok minyak AS bertambah 1,7 juta barel, harga minyak mentah terus melemah


Rabu, 24 Juni 2020 / 11:33 WIB
Stok minyak AS bertambah 1,7 juta barel, harga minyak mentah terus melemah
ILUSTRASI. Harga minyak koreksi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak berjangka kembali melemah dan memperpanjang kerugian yang dialami pada sesi sebelumnya. Koreksi harga emas hitam terjadi setelah stok minyak mentah Amerika Serikat kembali naik lebih tinggi dari yang diperkirakan dan akhirnya menambah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.

Mengutip Reuters, Rabu (24/6) pukul 10.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 29 sen, atau 0,7%, menjadi US$ 42,34 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 di Nymex turun 35 sen, atau 0,9% ke US$ 40,02 per barel.

Baca Juga: Harga minyak turun lagi menguji ketahanan level US$ 40 per barel

Sentimen utama yang membuat harga minyak loyo datang dari data American Petroleum Institute (API), yang menyebut persediaan minyak mentah AS yang naik hingga 1,7 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh di atas ekspektasi analis yang melihat kenaikan persediaan minyak mentah hanya 300.000 barel.

Namun, persediaan bensin dan distilasi AS turun. Hal ini memberi optimisme bahwa konsumsi bahan bakar meningkat karena beberapa negara telah melonggarkan penguncian yang diberlakukan untuk menghambat penyebaran virus corona. 

"Beberapa investor mengambil untung setelah rally baru-baru ini karena mereka melihat stok minyak mentah AS yang lebih tinggi," kata Chiyoki Chen, Chief Analyst di Sunward Trading.

Pada hari Selasa, kontrak Brent dan WTI diperdagangkan pada level tertinggi sejak harga jatuh pada awal Maret.

Konsumsi minyak global telah mulai pulih karena ekonomi telah keluar dari kebijakan penguncian, sementara OPEC+ telah mengupayakan pemangkasan produksi serta produsen serpih AS memilih menutup sebagian sumur produksinya.

Namun, pasar tetap khawatir tentang peningkatan jumlah kasus virus corona di Amerika Serikat dan di tempat lain, kata Kazuhiko Saito, Chief Analyst di Fujitomi Co.

Baca Juga: Harga minyak fluktuasi setelah pernyataan penasehat perdagangan AS Peter Navarro

Menurut perhitungan Reuters, kasus Covid-19 baru naik 25% di AS pada minggu yang berakhir 21 Juni dan jumlah kematian di Amerika Latin sudah melewati 100.000 pada hari Selasa (23/6). 

China, importir minyak mentah utama dunia, juga diperkirakan akan memperlambat impor minyak mentah pada kuartal ketiga, setelah mencatat pembelian dalam beberapa bulan terakhir, karena harga minyak yang lebih tinggi mengurangi permintaan dan kekhawatiran tentang gelombang kedua virus corona.

"Kami memperkirakan Brent akan diperdagangkan antara $ 35-45 per barel untuk minggu depan karena kekhawatiran atas gelombang kedua pandemi coronavirus akan membatasi kenaikan, sementara pengurangan pasokan dari OPEC + akan memberikan dukungan," kata Chen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×