kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stok minyak AS bertambah 1,7 juta barel, harga minyak mentah terus melemah


Rabu, 24 Juni 2020 / 11:33 WIB
Stok minyak AS bertambah 1,7 juta barel, harga minyak mentah terus melemah
ILUSTRASI. Harga minyak koreksi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak berjangka kembali melemah dan memperpanjang kerugian yang dialami pada sesi sebelumnya. Koreksi harga emas hitam terjadi setelah stok minyak mentah Amerika Serikat kembali naik lebih tinggi dari yang diperkirakan dan akhirnya menambah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.

Mengutip Reuters, Rabu (24/6) pukul 10.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 29 sen, atau 0,7%, menjadi US$ 42,34 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 di Nymex turun 35 sen, atau 0,9% ke US$ 40,02 per barel.

Baca Juga: Harga minyak turun lagi menguji ketahanan level US$ 40 per barel

Sentimen utama yang membuat harga minyak loyo datang dari data American Petroleum Institute (API), yang menyebut persediaan minyak mentah AS yang naik hingga 1,7 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh di atas ekspektasi analis yang melihat kenaikan persediaan minyak mentah hanya 300.000 barel.

Namun, persediaan bensin dan distilasi AS turun. Hal ini memberi optimisme bahwa konsumsi bahan bakar meningkat karena beberapa negara telah melonggarkan penguncian yang diberlakukan untuk menghambat penyebaran virus corona. 

"Beberapa investor mengambil untung setelah rally baru-baru ini karena mereka melihat stok minyak mentah AS yang lebih tinggi," kata Chiyoki Chen, Chief Analyst di Sunward Trading.



TERBARU

[X]
×