Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pada hari Selasa, kontrak Brent dan WTI diperdagangkan pada level tertinggi sejak harga jatuh pada awal Maret.
Konsumsi minyak global telah mulai pulih karena ekonomi telah keluar dari kebijakan penguncian, sementara OPEC+ telah mengupayakan pemangkasan produksi serta produsen serpih AS memilih menutup sebagian sumur produksinya.
Namun, pasar tetap khawatir tentang peningkatan jumlah kasus virus corona di Amerika Serikat dan di tempat lain, kata Kazuhiko Saito, Chief Analyst di Fujitomi Co.
Baca Juga: Harga minyak fluktuasi setelah pernyataan penasehat perdagangan AS Peter Navarro
Menurut perhitungan Reuters, kasus Covid-19 baru naik 25% di AS pada minggu yang berakhir 21 Juni dan jumlah kematian di Amerika Latin sudah melewati 100.000 pada hari Selasa (23/6).
China, importir minyak mentah utama dunia, juga diperkirakan akan memperlambat impor minyak mentah pada kuartal ketiga, setelah mencatat pembelian dalam beberapa bulan terakhir, karena harga minyak yang lebih tinggi mengurangi permintaan dan kekhawatiran tentang gelombang kedua virus corona.
"Kami memperkirakan Brent akan diperdagangkan antara $ 35-45 per barel untuk minggu depan karena kekhawatiran atas gelombang kedua pandemi coronavirus akan membatasi kenaikan, sementara pengurangan pasokan dari OPEC + akan memberikan dukungan," kata Chen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News