Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
KUALALUMPUR. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) turun karena adanya spekulasi kenaikan pasokan CPO di Indonesia dan Malaysia, produsen CPO tertinggi dunia.
Selain itu, penurunan harga kedelai ke level terendah tiga tahun juga ikut mengurangi permintaan untuk komoditas ini. Sebagaimana diketahui, CPO merupakan minyak nabati alternatif selain minyak dari kedelai.
Kontrak pengiriman CPO Desember turun 0,6% menjadi 2.296 ringgit atau setara US$ 704 per metrik ton di Bursa Malaysia Derivatives. Harga berjangka turun 1,9% sejak akhir Juni, penurunan hargta terburuk setidaknya sejak tahun 1995.
"Kami melihat tekanan pada harga karena persediaan naik karena produksi yang lebih tinggi, bulan ini dan berikutnya,” kata Alvin Tai, analis di RHB Investment Bank Bhd kepada Bloomberg di Kuala Lumpur.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) menyebutkan, cadangan sawit dunia naik 17% menjadi 9,2 juta ton, di akhir tahun 2013-2014. Produksi CPO meningkat sejak September hingga Januari tahun depan.
Hasil penelitian surveyor Intertek menyebutkan, ekspor CPO Malaysia naik 2,1% menjadi 1,53 juta ton di September dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, harga minyak kedelai pengiriman Desember turun 0,7% menjadi 41,51 sen per pon di Chicago Board of Trade, harga terendah sejak September 2010.
Sebagaimana diketahui, minyak kedelai adalah pengganti minyak sawit untuk produk minyak goreng. Harga kedelai pengiriman November turun 0,8% menjadi US$ 13,09 per bushel. Sementara itu, harga minyak kelapa sawit pengiriman Januari naik 0,7% menjadi 5.418 yuan (US $ 884) per ton di Dalian Commodity Exchange. Sedangkan harga minyak kedelai turun 0,7% menjadi 6.934 yuan .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News