Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) sempat terangkat sesaat sebelum turun lagi. Naiknya ekspor CPO yang ditopang oleh pelemahan kurs ringgit Malaysia, sempat mengangkat harga CPO.
Di Bursa Derivatif Malaysia sampai dengan sesi perdagangan Rabu (25/9) pukul 17.38 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Desember melemah 0,26% menjadi RM 2.295 per metrik ton. Padahal, harga CPO ini sempat menguat 0,5% pada sesi siang.
Surveyor Intertek, kemarin, melaporkan, tingkat ekspor CPO dari Malaysia pada 25 hari pertama September ini mencapai 1,24 juta ton atau naik 6,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama bulan Agustus. Pada periode tersebut, ringgit Malaysia jatuh ke level terendah dalam tiga bulan belakangan.
Ivy Ng, analis CIMB Investment Bank Bhd sebagaimana dikutip Bloomberg mengatakan, tingginya ekspor CPO yang ditunjang oleh lemahnya kurs ringgit sehingga memberi katalis positif. Catatan saja, berdasarkan laporan Dewan Sawit Malaysia, tingkat cadangan sawit di Malaysia sampai Agustus lalu turun 1,67 juta ton atau 21% lebih rendah dari stok CPO akhir 2012. Penurunan ini terjadi setelah bulan Agustus lalu, ekspor CPO dari Malaysia berhasil melonjak 7,4%, atau terbesar sejak Maret 2013.
Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, penguatan harga CPO memang rapuh. Rapuhnya pergerakan harga CPO tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh melemahnya harga komoditas minyak belakangan ini. "Dengan keadaan seperti ini, sepertinya tekanan masih akan berlangsung sepekan ke depan," katanya.
Senada dengan Ariston, Marsadi Nur, analis Optima Capital Futures memperkirakan, tekanan masih akan mewarnai pergerakan harga CPO sampai beberapa waktu mendatang. Pemicunya adalah, masih lemahnya tingkat permintaan CPO global dan tingginya cadangan CPO di Malaysia dan Indonesia, dua produsen CPO terbesar di dunia.
Secara teknikal, Ariston mengatakan, tekanan pada harga CPO ini bisa dilihat dari posisi indikator moving average convergence divergence (MACD) pada pergerakan grafik mingguan harga CPO yang masih berada di -34 dan menunjukkan potensi koreksi. Potensi tekanan juga bisa dilihat dari pergerakan turun indikator stochastic dari level 64 ke 51.
Ariston memperkirakan, harga CPO akan melemah di kisaran RM 2.210 - RM 2.360 per metrik ton sepekan ke depan. Marsadi memprediksi, CPO akan lemah di kisaran RM 2.275 - RM 2.330 per ton sepekan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News