kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   10,00   0,06%
  • IDX 7.958   20,58   0,26%
  • KOMPAS100 1.114   3,04   0,27%
  • LQ45 807   -1,86   -0,23%
  • ISSI 274   1,94   0,72%
  • IDX30 419   -0,43   -0,10%
  • IDXHIDIV20 486   -0,13   -0,03%
  • IDX80 122   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 132   -0,91   -0,68%
  • IDXQ30 136   0,08   0,06%

Stimulus Pemerintah Bisa Mendongkrak Emiten di Sektor Ini, Cek Rekomendasi Sahamnya


Selasa, 16 September 2025 / 20:36 WIB
Stimulus Pemerintah Bisa Mendongkrak Emiten di Sektor Ini, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. IHSG Melemah-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/9/2025). Pemerintah meluncurkan 17 paket ekonomi bernama “Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5”. Program ini hadir seiring rencana pemerintah untuk menempatkan dana Rp 200 triliun di lima bank pelat merah. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/09/2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meluncurkan 17 paket ekonomi bernama “Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5”. Program ini hadir seiring rencana pemerintah untuk menempatkan dana Rp 200 triliun di lima bank pelat merah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bilang, peluncuran paket ini ditujukan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada akhir tahun ini.

Insentif ini meliputi bantuan sosial pangan, program padat karya tunai, insentif pajak untuk pariwisata dan UMKM, modernisasi sektor perikanan, hingga replanting perkebunan rakyat.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata menilai, program ini menjadi salah satu stimulus terambisius dan komprehensif yang pernah digelontorkan pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.Skema semacam ini menurutnya jarang dilakukan di luar masa krisis, sehingga menegaskan orientasi pemerintahan Prabowo yang lebih ekspansif.

“Jadi bisa dibilang, setelah sekian lama fokus pemerintah cenderung konservatif dan berhati-hati (di era Sri Mulyani Indrawati), stimulus kali ini adalah yang paling besar dan luas cakupannya sejak era pasca pandemi,” jelas Liza dalam risetnya, Selasa (16/9/2025).

Baca Juga: Ini Daftar Lengkap 17 Paket Stimulus Ekonomi 2025 Senilai Rp16,23 Triliun

Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan melihat, stimulus ini akan mendorong permintaan domestik lantaran daya beli masyarakat bisa terdongkrak. Bila eksekusinya tepat, multiplier effect-nya bisa cukup kuat terutama di sektor konsumsi dan ritel. 

“Pelaku usaha akan merasakan tambahan permintaan, meskipun tantangannya tetap ada di distribusi dan realisasi penyerapan anggaran,” jelas Felix.

Dengan prospek perbaikan permintaan domestik, peluang emiten untuk kembali ekspansif di semester II-2025 menurutnya terbuka lebih lebar. 

Sektor dengan cash flow solid ditaksir jadi yang paling agresif, sementara emiten yang sebelumnya menahan belanja modal akan mulai membuka ruang ekspansi karena pasar dalam negeri kembali lebih atraktif.

Sektor yang akan cepat terdongkrak menurutnya konsumsi, ritel, dan perbankan, karena langsung mendapat manfaat dari perputaran bansos dan insentif. Tak cuma itu, sektor infrastruktur juga bisa kecipratan, terutama bila ada lowongan kerja yang tercipta terkait proyek pemerintah. 

Lebih jauh, sektor properti dan otomotif pun bisa dapat sentimen tambahan dari meningkatnya daya beli masyarakat kelas menengah.

Meski demikian, menurut Liza, ada sejumlah tantangan yang dapat menghambat mulusnya niat ini. Hal itu dapat dilihat dari kredit UMKM yang sebelumnya pada Juni 2025 hanya tumbuh 2,1% YoY, menjadi 1,6% pada Juli 2025. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) kredit UMKM juga naik 17 poin ke 4,41% dalam 6 bulan.

Selain itu, lanjut Liza, pemerintah juga tengah menghadapi keterbatasan fiskal lantaran APBN tetap defisit 2,78% dari PDB. Ditambah, ekonomi dunia tengah melambat, harga komoditas meningkat, arah suku bunga The Federal Reserve belum jelas, dan situasi politik domestik yang kurang kondusif.

Loan demand terutama dari konsumsi/UMKM masih lesu, dan LDR (loan to deposit ratio) perbankan sudah di level 88%,” tambahnya.

Baca Juga: 17 Paket Stimulus Ekonomi Diluncurkan, Efektivitasnya Masih Jadi Sorotan

Bila program sukses, sektor yang berpotensi diuntungkan menurut Liza ialah bank-bank pelat merah seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan potensi stabilisasi biaya dana dan dukungan kredit investasi.

Dengan adanya bansos dan program padat karya tunai dapat menggairahkan sektor konsumer staples seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Kalber Farma Tbk (KLBF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Emiten sektor pariwisata dan transportasi seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA),PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) dan MAPI pun bisa turut terangkat mengingat insentif PPh DTP yang diperpanjang. 

Sektor konstruksi skala kecil hingga menengah seperti PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) juga bisa turut kecipratan berkah dengan adanya program perbaikan permukiman dan padat karya, begitu pula sektor periklanan dan perkebunan seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Sinarmas Agro Resouces and Technologu Tbk (SMAR) dengan hadirnya program modernisasi kapal, tambak Pantura, dan program penanaman kembali perkebunan rakyat.

Tak ketinggalan, sektor UMKM dan koperasi seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dapat pula kembali bergairah dengan munculnya program koperasi desa Merah Putih dan akselerasi platform pemasaran digital.

Meski demikian, program ini menurut Liza hanya akan menjadi stimulus jangka pendek ketimbang perubahan secara menyeluruh. Sebab, dampak nyata ke pertumbuhan ekonomi dan laba emiten akan bergantung pada perbaikan kualitas kredit dan pemulihan konsumsi rumah tangga.

Untuk saham, Felix merekomendasikan saham-saham sektor ritel, saham perbankan seperti BBRI dan BMRI, dan saham properti seperti PT Bumi Serong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Tbk (CTRA).

“IHSG sendiri bisa menguji resistance 8.050–8.100 dengan support di 7.750–7.800 dalam jangka pendek,” imbuh Felix.

Selanjutnya: Penempatan Kas Negara Rp 200 Triliun ke Himbara Picu Polemik Hukum dan Tata Kelola

Menarik Dibaca: Prediksi Skor Real Madrid vs Marseille dan Line Up: Duel Panas di Liga Champions

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×