kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.735   13,00   0,08%
  • IDX 8.319   76,61   0,93%
  • KOMPAS100 1.160   10,25   0,89%
  • LQ45 847   5,05   0,60%
  • ISSI 287   1,55   0,54%
  • IDX30 445   4,14   0,94%
  • IDXHIDIV20 511   0,49   0,10%
  • IDX80 130   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   0,93   0,66%

Japfa (JPFA) Beberkan Penyebab Kinerja Moncer per Kuartal III-2025


Rabu, 05 November 2025 / 20:00 WIB
Japfa (JPFA) Beberkan Penyebab Kinerja Moncer per Kuartal III-2025
ILUSTRASI. Fasilitas produksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) berhasil mencatatkan kinerja yang positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.?


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) berhasil mencatatkan kinerja yang positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.

Emiten peternakan ini membukukan kenaikan penjualan maupun laba bersih dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangannya, penjualan bersih JPFA mencapai Rp 43,10 triliun hingga akhir September 2025. Perolehan ini meningkat 4,41% secara year on year (yoy) dibandingkan Rp 41,27 triliun pada periode Januari–September 2024.

Secara rinci, penjualan dari pos peternakan komersial tercatat Rp 17,28 triliun, pakan ternak Rp 11,1 triliun, pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen Rp 7,72 triliun, budidaya perairan Rp 3,68 triliun, pembibitan unggas Rp 2,46 triliun dan perdagangan lain-lain Rp 1,66 triliun.

Baca Juga: INET Berencana Akuisisi 60% Saham Trans Hybrid Communication

Pertumbuhan penjualan tersebut turut mengerek laba bruto JPFA menjadi Rp 8,71 triliun, naik dari Rp 7,94 triliun pada tahun sebelumnya. 

Dus, dari sisi bottom line, Japfa mencatat laba bersih sebesar Rp 2,41 triliun atau tumbuh 15,05% yoy dari Rp 2,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Corporate Affairs JAPFA Rachmat Indrajaya mengatakan pertumbuhan kinerja disebabkan oleh strategi JPFA dalam menerapkan inovasi dan efisiensi.

Ia menerangkan inovasi yang dilakukan perusahaan antara lain melakukan diversifikasi produk di lini bisnis hingga pemanfaatan teknologi dalam proses produksi dan distribusi. 

Selain itu, perusahaan juga menerapkan efisiensi di seluruh rantai pasok, mulai dari pengadaan bahan baku hingga segmen hilir.

"Kami optimis dengan kinerja perusahaan di sisa akhir tahun ini dan harapannya semakin membaik di tahun depan," kata Rachmat kepada Kontan, Selasa (4/11).

Rachmat melihat salah satu peluang besar bagi industri peternakan saat ini ialah tingkat konsumsi daging ayam per kapita di Indonesia yang masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. 

Menurutnya, kondisi ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan yang signifikan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sumber protein hewani yang sehat dan terjangkau.

Di sisi lain, ketersediaan serta harga bahan baku yang cenderung fluktuatif tetap menjadi tantangan utama bagi perusahaan ke depan. 

"Faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik  terutama konflik antara Rusia dan Ukraina  turut mengganggu rantai pasok global dan memberikan dampak terhadap stabilitas perekonomian dunia," jelasnya.

Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo menilai pertumbuhan penjualan JPFA didukung oleh kenaikan harga DOC dan ayam broiler yang lebih tinggi serta permintaan yang stabil. 

JPFA juga mampu mencatatkan pertumbuhan di seluruh segmen bisnis, ditopang oleh harga jual yang lebih tinggi, volume yang meningkat serta dukungan program pemerintah seperti kebijakan culling ayam dan pengurangan kuota impor Grand Parent Stock pada tahun 2024.

Ke depan, Azis berpendapat JPFA akan tetap mencatatkan pertumbuhan solid di kuartal IV-2025, seiring dengan meningkatnya permintaan di musim perayaan akhir tahun. Sentimen pendukung lainnya berasal dari harga jual yang tinggi, volume penjualan yang kuat, serta berkurangnya impor GPS yang bakal terus mendukung profitabilitas.

"Selain itu, JPFA terus memperkuat bisnis hilirnya melalui ekspansi di sektor pengolahan unggas dan produk konsumen," ujar Azis dalam risetnya, Rabu (5/11).

Akan tetapi, ada sejumlah risiko yang bisa membayangi kinerja JPFA, antara lain melemahnya daya beli konsumen, persaingan pasar yang ketat serta kenaikan biaya operasional yang dapat menekan profitabilitas.

Dari sisi pergerakan saham, Azis merekomendasikan buy saham JPFA dengan target harga Rp 3.110. Target ini naik dari rekomendasi sebelumnya yang berada di posisi Rp 2.010 per saham. 

Azis juga bilang valuasi baru tersebut menunjukkan PE 11,6 kali dan PBV 1,9 kali, masih di bawah rata-rata industri sebesar 2,2 kali.

Baca Juga: Prospek Bumi Resources Minerals (BRMS) Dinilai Makin Solid, Cek Rekomendasi Analis

Selanjutnya: INET Berencana Akuisisi 60% Saham Trans Hybrid Communication

Menarik Dibaca: Prediksi Qarabag FK vs Chelsea Rabu (6/11): The Blues Siap Sapu Bersih Kemenangan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×