Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) resmi menyampaikan pemberitahuan kepada seluruh direksi pemegang rekening efek mengenai status kepailitan PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE). Informasi tersebut disampaikan melalui surat resmi bernomor KSEI-26321/JKU/1125 tertanggal 3 November 2025.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari surat yang diterbitkan PT Bank Mega Tbk selaku Wali Amanat atas Obligasi Berkelanjutan I Tiphone Tahap II Tahun 2016 dan Obligasi Berkelanjutan I Tiphone Tahap III Tahun 2017. Dalam surat bernomor 2658/CAMS-WA/2025 tertanggal 31 Oktober 2025, Bank Mega menyampaikan pemberitahuan terkait kepailitan PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE).
KSEI melalui Divisi Jasa Kustodian, yang ditandatangani oleh Kadiv. Jasa Kustodian Yulia Purnama Sari dan Kanit Pengelolaan Efek Anggita Maharani, menyampaikan bahwa informasi kepailitan ini turut ditembuskan kepada beberapa pihak terkait, mulai dari Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Direksi PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) dan Direksi PT Bank Mega Tbk selaku wali amanat.
Baca Juga: Laba Telkom (TLKM) Tergerus 10,69% di Kuartal III-2025, Cek Rekomendasi Analis
Perlu diketahui, PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) merupakan perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk dan bergerak di bidang distribusi perangkat telekomunikasi.
Perusahaan ini juga merupakan bagian dari ekosistem usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usahanya, PT PINS Indonesia. Berdasarkan laporan pemegang saham, PT PINS Indonesia mengempit 24% saham TELE atau sekitar 1,75 miliar saham per akhir Agustus 2025.
Dengan adanya kepailitan ini, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) kini menghadapi dua investasi bermasalah, yaitu di TELE dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Khusus di GOTO, jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi TLKM pada GOTO untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2025 tercatat Rp 380 miliar. Nilai ini disajikan sebagai kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Baca Juga: Saham Telkom Indonesia (TLKM) Sempat Anjlok 3,08%, Ini Penyebabnya
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai dampak kepailitan TELE terhadap kinerja keuangan TLKM bersifat terbatas dan jangka pendek, mengingat nilai investasinya relatif kecil terhadap total aset TLKM.
"Tapi karena ini kasus kedua setelah GOTO, pasar bisa melihatnya sebagai sinyal bahwa manajemen investasi TLKM perlu lebih hati-hati," kata Wafi kepada Kontan, Rabu (5/11/2025).
Lebih lanjut, Wafi menyarankan agar investor melihat pada konteks transformasi digital besar-besaran yang tengah dijalankan Telkom, terutama di segmen data center, layanan B2B IT, cloud, dan fintech. Pasalnya, persoalan yang terjadi seperti di TELE lebih menjadi lesson learned bagi TLKM, bukan hambatan utama.
"Bisnis inti telekomunikasi dan infrastruktur digital mereka masih solid dengan margin yang kuat," tutup Wafi.
Selanjutnya: Jumlah Tenaga Kerja Swasta AS Rebound pada Oktober 2025
Menarik Dibaca: Prediksi Qarabag FK vs Chelsea Rabu (6/11): The Blues Siap Sapu Bersih Kemenangan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













