kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stablecoin Berbasis Uang Fiat Jadi Pilihan Paling Optimal


Jumat, 20 Mei 2022 / 17:28 WIB
Stablecoin Berbasis Uang Fiat Jadi Pilihan Paling Optimal
ILUSTRASI. Kejatuhan nilai TerraUSD (UST) dari nilai patokannya menyebabkan kekhawatiran terhadap fundamental stablecoin yang lain.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejatuhan nilai TerraUSD (UST) dari nilai patokannya, US$ 1, telah menyebabkan kekhawatiran terhadap fundamental stablecoin yang lain. Bahkan Tether (USDT) yang merupakan stablecoin dengan market cap terbesar rupanya juga terkena imbasnya.

Merujuk Coinmarketcap, pada 12 Mei silam, USDT sempat drop 3 sen menjadi US$ 0,97. Bahkan semenjak kejatuhan tersebut, USDT belum kembali ke level US$ 1, kini USDT masih berada di level US$ 0,99. 

Sebagai stablecoin yang seharusnya mempunyai nilai tetap sebesar US$ 1, jatuhnya harga Tether akhirnya mendorong terjadinya pencairan dana. Tercatat, investor telah menarik dananya lebih dari US$ 7 miliar atau sekitar Rp 102,4 triliun dari Tether sejak kejatuhan harga tersebut.

Baca Juga: Pasar Mulai Stabil, Harga Bitcoin Kembali Masuk Fase Konsolidasi

Trader Tokocrypto Afid Sugiono menjelaskan, sentimen negatif dari runtuhnya TerraUSD (UST) yang menjadi biang keraguan investor pada stablecoin, termasuk USDT. Kekhawatiran terhadap penurunan nilai stablecoin yang nilai peg-nya sudah tidak sesuai akhirnya mendorong investor untuk melakukan aksi jual.

“Terlepas dari ketakutan seperti itu, USDT masih bisa dengan andal memulihkan patoknya terhadap dolar AS. Terbaru, Tether melalui akun twitter-nya sudah melaporkan cadangan asetnya dalam upaya untuk meredakan ketakutan banyak pengguna,” ujar Afid kepada Kontan.co.id, Jumat (20/5).

Sebagai informasi, melalui twitternya, Tether menyatakan kepemilikannya atas Treasury AS naik 13% menjadi US$ 39,2 miliar pada kuartal I-2022. Jumlah surat berharga pinjaman jangka pendek kepada perusahaan yang dimiliki Tether juga turun 17% menjadi US$ 20,1 miliar pada periode tersebut, bahkan sudah turun lagi 20% sejak 1 April. 

Baca Juga: Menerawang Nasib Stablecoin Setelah Harga UST dan USDT Turun

Sementara dari sisi fundamental, Afid melihat kondisi USDT saat ini masih baik, terlebih lewat pengumuman tersebut. Dengan market cap yang lebih dari US$ 74 miliar berdasarkan CoinMarketCap, maka USDT masih aman karena punya cadangan aset dilaporkan lebih dari US$ 82 miliar.

Lalu, dari sisi likuiditas, USDT lebih unggul ketimbang USDC dan stablecoin lainnya karena punya jumlah pasokan beredar yang lebih banyak. Hal ini membuat USDT lebih mudah untuk ditemukan di berbagai perdagangan aset kripto. Selain itu, dari sisi volume perdagangan global, USDT juga lebih tinggi dibandingkan dengan stablecoin lainnya, termasuk USDC.

Oleh sebab itu, Afid secara umum meyakini stablecoin masih akan menjadi aset kripto yang teraman dengan tingkat volatilitas yang rendah. Namun, dari berbagai jenis stablecoin, mekanisme algoritmik masih bisa dipertanyakan inovasinya, terlebih dengan apa yang terjadi pada TerraUSD yang membuktikan stablecoin algoritmik belum bisa sukses.

Baca Juga: Ingin Berinvestasi di Jam Tangan Mewah, Simak Rekomendasi Perencana Keuangan Berikut

Stablecoin masih bisa menjadi media investasi yang baru bagi pasar, tapi stablecoin yang dijamin atau dipatok dengan cadangan uang fiat masih menjadi yang terbaik. Stablecoin jenis ini juga ada proses audit untuk menjaga keseimbangan dan transparansinya,” imbuh Afid.

Sementara untuk stablecoin dipatok dengan kripto atau menggunakan mekanisme algoritmik, punya kelemahan saat market sedang bearish. Afid menyebut, stablecoin tersebut bisa tertekan dan perusahaan penerbitnya akan memberikan insentif untuk menjaga nilainya dari dana cadangan.

Oleh karena itu, dia mengingatkan para investor untuk harus selalu melakukan riset sebelum memulai investasi aset kripto, termasuk mereka yang tertarik dengan stablecoin. Untuk risiko yang rendah bisa memilih stablecoin yang didukung atau dijamin dengan uang fiat. Selain itu, background perusahaan penerbit dan rekam jejaknya di dunia kripto juga harus diperhatikan.

Stablecoin masih menarik perhatian terlebih saat market sedang bearish, karena stabilitas harganya yang dikaitkan dengan aset pendukungnya. Stablecoin umumnya juga ada di platform DeFi yang memiliki pemasukan tinggi dari suku bunga yang didapat dari pinjaman stablecoin yang ada di pasar aset kripto,” tutup Afid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×