Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun 2019 ini mencapai US$ 40 juta. Adapun mayoritas capex akan digunakan untuk biaya pemeliharaan reguler SRIL.
Joy Citra Dewi, Corporate Communications SRIL mengatakan, pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2018 lalu sudah melebihi ekspektasi yakni sekitar 35%. Untuk menembus angka tersebut kembali di tahun 2019 pihaknya kurang lebih akan menyiapkan capex yang tidak jauh berbeda dari tahun 2018.
“Salah satu faktor kinerja yang tumbuh signifikan ini adalah dari pertumbuhan anorganik melalui akusisi dua perusahaan di tahun 2018 lalu,” ujar Joy saat ditemui di gedung BEI, akhir pekan lalu.
Asal tahu aja, sebelumnya perusahaan yang kerap dikenal dengan sebutan Sritex ini telah mengakuisisi dua perusahaan tekstil, yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries Pte Ltd. Nilai akuisisi kedua perusahaan tersebut mencapai US$ 85 juta.
Lebih lanjut untuk melakukan pertumbuhan anorganik, Joy mengatakan di tahun ini pihaknya masih akan wait and see. Melihat situasi ke depan, terutama pascatahun politik. Selain itu menurutnya mencari perusahaan yang mempunyai nilai yang sesuai dan sejenis bukan perkara yang mudah.
Percepatan pertumbuhan ini diambil lantaran pertumbuhan organik butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit. Di sisi lain dari sisi bisnis, percepatan pertumbuhan dengan akusisi memiliki banyak nilai tambah seperti pasar yang sudah terbentuk.
Dengan adanya akusisi tersebut, kapasitas pabrik untuk spinning bertambah 200.000 sampai 300.000 spindle per tahun menjadi 1,1 juta spindle per tahun. Kapasitas alias utilisasi pabrik SRIL untuk produk spinning dan garmen sudah mencapai 90%, sedangkan untuk produk kain mentah dan kain jadi masih di bawah 90%.
Incar ekspor 60%
SRIL pun akan mengincar kontribusi penjualan ekspor menjadi 60% di tahun 2019. Pasalnya di tahun 2018 lalu penjualan ekspor baru sekitar 56% sampai 58% dari total penjualan.
“Dahulu, mulai tahun 2008 kami banyak ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa, namun pascakrisis global kami perluas pasar ke Asia. Negara yang disasar adalah China, Jepang dan Korea Selatan,” ujar Joy.
Sekadar informasi, SRIL mencatat penjualan kotor sebesar US$ 763,9 juta pada sembilan bulan pertama tahun lalu, naik 33,41% dibandingkan dengan kuartal III 2017. Penjualan ini menopang laba bersih menjadi US$ 70,5 juta atau melonjak 49,3% secara year on year.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News