kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SOS Indonesia cari pendanaan lewat IPO


Rabu, 15 Agustus 2018 / 06:36 WIB
SOS Indonesia cari pendanaan lewat IPO
ILUSTRASI. Prasetyo Wibowo, Direktur Keuangan PT SOS Indonesia


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT SOS Indonesia Tbk mencari pendanaan dari pasar modal melalui penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO). Perusahaan jasa penyedia alih daya (outsourcing) ini akan menawarkan 150 juta saham atau setara 23% dari modal ditempatkan.

Untuk memuluskan rencana IPO, SOS Indonesia akan menggunakan laporan keuangan April 2018. Hajatan IPO ditargetkan rampung Oktober mendatang. Sinarmas Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi.

Direktur Keuangan PT SOS Indonesia Prasetyo Wibowo mengatakan, perusahaan ini memilih IPO lantaran butuh pendanaan yang lebih murah selain perbankan. Nantinya, dana hasil penawaran saham digunakan untuk kebutuhan ekspansi, khususnya pembiayaan tenaga kerja alih daya. "Kami perusahaan jasa, jadi tidak perlu membeli aset. Sebesar 80% biaya kami untuk tenaga kerja," ujar Prasetyo, Selasa (14/8).

Menurut dia, bisnis SOS termasuk unik dan baru, terutama di bursa domestik. "Kami lihat prospek bisnis ke depannya akan terus berkembang," imbuh Prasetyo.

Sekadar informasi, SOS Indonesia menyediakan jasa alih daya untuk keamanan, tenaga profesional, perawatan gedung dan parking management. Hingga akhir 2018, perusahaan ini membidik kontrak proyek Rp 800 miliar.

Saat ini, perusahaan sudah meraih nilai kontrak Rp 600 miliar dari 1.500 proyek. Menurut Prasetyo, perusahaan sejauh ini memiliki 15.000 tenaga alih daya.

Dari seluruh pemain di bisnis ini, SOS Indonesia berada di posisi kedua terbesar dengan pangsa pasar sekitar 30%. "Kompetitor terbesar kami asing, yakni ISS. Tapi untuk dalam negeri kami yang terbesar," ucap Prasetyo.

Analis senior Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan, selama ada pembeli siaga (standby buyer), IPO masih cukup aman. Tapi, kondisi market masih sangat volatil. Jika IHSG tertekan, saham IPO rentan tidak laku.

Bila ini terjadi, penyerapan dana bakal tidak maksimal. "Di sisi bisnis, SOS Indonesia sangat baru di bursa dalam negeri. Dikhawatirkan market wait and see," prediksi dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×