Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah menyusun rencana ekspansi hingga lima tahun ke depan. Hingga tahun 2019, SMGR mengaku akan menyiapkan anggaran belanja modal (capex) sebesar US$ 4,26 miliar.
Sekretaris Perusahaan SMGR, Agung Wiharto menjelaskan, di tahun ini perseroan telah menyediakan capex sekitar US$ 687,7 juta. Sebagian besar capex SMGR tahun ini dialokasikan untuk pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah dan Indrarung, Sumatera Barat. Kapasitas pabrik tersebut masing-masing 3 juta ton per tahun. Pembangunan pabrik Indrarung membutuhkan investasi US$ 352 juta, sedangkan pabrik Rembang sebesar US$ 403 juta.
Selain itu, SMGR juga memiliki beberapa eskpansi lain. Pertama, SMGR berencana mengakuisisi pabrik semen regional. Perseroan kini sedang mengincar salah satu pabrik di Vietnam. Kedua, di kuartal II-2015 SMGR membangun penggilingan semen di Jawa Barat dengan kapasitas 2 juta ton per tahun. Proyek yang ditargetkan selesai akhir tahun 2016 ini menelan investasi US$ 61,1 juta.
Tahun depan, capex SMGR meningkat menjadi US$ 1,28 miliar. "Capex lebih besar karena butuh dana lebih besar untuk proses finishing pabrik di Rembang dan Indrarung," ungkap Agung belum lama ini. SMGR menargerkan pabrik Rembang dan Indrarung bisa mulai beroperasi di kuartal III-2016. Hingga semester pertama tahun ini perkembangan pabrik Indrarung sudah mencapai 52% dan Rembang sekitar 45%.
Di awal tahun 2016, SMGR tetap melanjutkan ekspansinya. Perseron akan mulai merealisasikan pembangunan pabrik di Papua. Pemasangan tiang pancang pertama rencananya dilakukan pada bulan Januari mendatang. SMGR telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah kabupaten Papua di awal tahun ini. Pabrik semen di Jayapura ini nantinya berkapasitas 1 juta ton per tahun. Pabrik di atas lahan seluas 500 hektare (ha) ini menelan investasi US$ 150 juta.
Selanjutnya, capex SMGR di tahun 2017 turun menjadi US$ 1,06 miliar. Pada tahun 2017, SMGR belum berencana melakukan pembangunan pabrik baru dan hanya menyelesaikan sejumlah proyek yang sudah berjalan. "Namun biaya untuk pabrik Rembang dan Indrarung masih dibayarkan di tahun 2017," lanjut Agung.
Lalu di tahun 2018 dan tahun 2019 SMGR mulai mengerem ekspansi dengan menyediakan capex masing-masing US$ 577,79 juta dan US$ 656,3 juta. Agung menyebutkan capex tahun 2018 dan 2019 lebih banyak dialokasikan untuk perawatan fasilitas yang sudah ada. Namun demikian, perseroan masih tetap melihat peluang ekspansi ke depan. Hal ini dilakukan untuk menjaga pangsa SMGR yang saat ini sekitar 43%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News