kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SMCB masih nantikan hasil rencana merger induk


Senin, 07 April 2014 / 12:34 WIB
SMCB masih nantikan hasil rencana merger induk
ILUSTRASI. Cara mengatasi Twitter down dan tidak dapat diakses.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) masih menunggu kabar terkait adanya rencana merger oleh induk usaha, Holcim Ltd, dengan produsen semen asal Prancis, Lafarge SA.

Direktur Utama SMCB, Eamon John Ginley mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam pembahasan mengenai kemungkinan penggabungan usaha oleh induknya itu.

"Belum ada kesepakatan yang tercapai dan jaminan yang dapat diberikan bahwa hasil diskusi akan berujung pada suatu kesepakatan yang  jelas," ujarnya dalam pernyataan resmi yang diterima KONTAN, Senin (7/4).

Namun, Eamon meyakini, rekam jejak bisnis kedua perusahaan yang baik akan berdampak positif baik bagi para pelanggan, karyawan, dan pemegang saham. Ia berjanji akan memberikan keterangan resmi terkait perkembangan dari proses  rencana merger itu.

Seperti diketahui, induk usaha SMCB asal Swis ini berniat melakukan penggabungan usaha dengan Lafarge. Menurut sejumlah sumber yang mengetahui informasi tersebut, merger seluruh saham akan diumumkan pada hari ini.

Berdasarkan laporan keuangan akhir tahun lalu, Holcim Ltd menguasai 80,65% SMCB melalui Holdervin B.V. The Netherlands. Sepanjang tahun lalu, penjualan SMCB naik dari Rp 9,01 triliun menjadi Rp 9,68 triliun.

Sedangkan, laba bersihnya merosot 29,47% menjadi Rp 952, 11 miliar. Penurunan ini akibat membengkaknya beban keuangan dari Rp 181,99 miliar menjadi Rp 521,31 miliar.

Peningkatan ini imbas dari penarikan pinjaman dari sejumlah lembaga keuangan. Salah satunya, adalah penarikan pinjaman bank jangka panjang yang nilainya mencapai Rp 1,64 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×