kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SMCB masih nantikan hasil rencana merger induk


Senin, 07 April 2014 / 12:34 WIB
SMCB masih nantikan hasil rencana merger induk
ILUSTRASI. Cara mengatasi Twitter down dan tidak dapat diakses.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) masih menunggu kabar terkait adanya rencana merger oleh induk usaha, Holcim Ltd, dengan produsen semen asal Prancis, Lafarge SA.

Direktur Utama SMCB, Eamon John Ginley mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam pembahasan mengenai kemungkinan penggabungan usaha oleh induknya itu.

"Belum ada kesepakatan yang tercapai dan jaminan yang dapat diberikan bahwa hasil diskusi akan berujung pada suatu kesepakatan yang  jelas," ujarnya dalam pernyataan resmi yang diterima KONTAN, Senin (7/4).

Namun, Eamon meyakini, rekam jejak bisnis kedua perusahaan yang baik akan berdampak positif baik bagi para pelanggan, karyawan, dan pemegang saham. Ia berjanji akan memberikan keterangan resmi terkait perkembangan dari proses  rencana merger itu.

Seperti diketahui, induk usaha SMCB asal Swis ini berniat melakukan penggabungan usaha dengan Lafarge. Menurut sejumlah sumber yang mengetahui informasi tersebut, merger seluruh saham akan diumumkan pada hari ini.

Berdasarkan laporan keuangan akhir tahun lalu, Holcim Ltd menguasai 80,65% SMCB melalui Holdervin B.V. The Netherlands. Sepanjang tahun lalu, penjualan SMCB naik dari Rp 9,01 triliun menjadi Rp 9,68 triliun.

Sedangkan, laba bersihnya merosot 29,47% menjadi Rp 952, 11 miliar. Penurunan ini akibat membengkaknya beban keuangan dari Rp 181,99 miliar menjadi Rp 521,31 miliar.

Peningkatan ini imbas dari penarikan pinjaman dari sejumlah lembaga keuangan. Salah satunya, adalah penarikan pinjaman bank jangka panjang yang nilainya mencapai Rp 1,64 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×