Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Di tengah keunggulan USD, nilai tukar rupiah berhasil bertahan salah satunya berkat performa fundamental dalam negeri yang positif di awal bulan Maret 2017 ini. Peluang rupiah catat keunggulan di akhir pekan pun masih terbuka.
Di pasar spot, Kamis (2/3) posisi rupiah terangkat tipis 0,04% ke level Rp 13.357 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, kurs rupiah stagnan di level Rp 13.361 per dollar AS.
Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka menjelaskan penguatan rupiah terhitung sempit. Salah satunya datang setelah data inflasi Februari 2017 yang dirilis Rabu (1/3) memuaskan pelaku pasar.
Tidak hanya itu, data ekonomi China pun menggeliat sehingga menambah dorongan kekuatan bagi mata uang Asia seperti rupiah.
“Inflasi dalam rentang terkontrol yang cukup kuat jadi alasan bagi rupiah untuk menguat tipis. Apalagi data ini berlangsung sejalan dengan aksi bargain hunting investor memanfaatkan pelemahan rupiah hari sebelumnya,” jelas Wahyudi.
Ia pun memprediksi penguatan ini bisa bertahan hingga penutupan pekan ini jika data klaim pengangguran AS mencatatkan pertambahan seperti bulan sebelumnya.
Nantinya pergerakan rupiah akan bergantung pada keberlanjutan data ekonomi AS. “Sudah masuk ke Maret 2017, pasar terus mencari sinyal yang bisa mengarahkan pada langkah The Fed selanjutnya,” imbuh Wahyudi.
Data ekonomi yang negatif seperti dugaan pasar bisa jadi celah rupiah untuk unggul lagi Jumat (3/3). Walau memang jika terjadi penguatan rentannya akan terbatas.
“Masih belum akan menembus ke bawah Rp 13.330 per dollar AS karena belum ada katalis signifikan jadi cenderung konsolidasi,” ujar Wahyudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News