Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Laju rupiah di hadapan dollar AS tertekan meski ditopang oleh sentimen positif dalam negeri. Selanjutnya, rupiah berpeluang meraup berkah dari kunjungan Raja Arab Saudi.
Di Pasar Spot, Rabu (1/3) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,19% ke level Rp 13.363 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah tergerus 0,1% di Rp 13.361.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual mengatakan, inflasi Februari sebesar 0,23% sebenarnya di bawah ekspektasi 0,3% sehingga mendukung penguatan rupiah. Sementara pidato Presiden Donald Trump yang masih belum rinci meninggalkan keraguan pasar akan kebijakan fiskal Amerika Serikat (AS).
Angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV-2016 juga masih tetap di level 1,9% atau lebih rendah dari proyeksi 2,1%. "Jadi pelemahan rupiah sepertinya hanya koreksi teknikal," katanya.
Tetapi di sisi lain, beberapa data ekonomi negeri Paman Sam tergolong positif, seperti data tenaga kerja serta inflasi. Data tersebut yang akan menjaga penguatan dollar AS.
Meski demikian, rupiah memiliki amunisi dari kokohnya fundamental dalam negeri. Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud dapat turut membawa sentimen positif pada laju mata uang garuda.
Pasalnya, kunjungan Arab berpotensi mendorong peningkatan investasi asing langsung alias foreign direct investment (FDI) serta sektor pariwisata Indonesia. Kamis (2/3) David memperkirakan rupiah akan kembali menguat meski tipis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News