kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Sinyal dovish RBA membebani laju dollar Australia


Selasa, 18 Juni 2019 / 21:49 WIB
Sinyal dovish RBA membebani laju dollar Australia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal dovish dari Reserve Bank of Australia (RBA) untuk kebijakan moneternya, membuat kurs dollar Australia lesu terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Bloomberg Selasa (18/6), AUD/USD tercatat melemah 0,10% di level 0,6846.

Analis Global Capital Investama Alwi Assegaf mengatakan, terdapat beberapa faktor yang membuat dollar Australia melemah terhadap dollar AS hari ini. Pertama, catatan rapat RBA yang dirilis Selasa (18/6) mengindikasikan sinyal dovish dan potensi RBA untuk memangkas suku bunga acuan lagi.

Adapun faktor utama yang membuat RBA mengambil jalur dovish pada kebijakan moneternya, yakni untuk mengantisipasi dampak perang dagang antara AS dan China. Sebagaimana diketahui, Australia merupakan mitra dagang terbesar China, sehingga situasi perang dagang saat ini tentunya bakal berdampak tidak langsung terhadap ekonomi Negeri Kanguru tersebut.

"Apalagi, AS berencana untuk menaikkan tarif impor hingga 25% terhadap produk China, jika tidak ada kesepakatan yang dicapai dengan Xi Jinping pada pertemuan G20 nanti," ungkap Alwi kepada Kontan.co.id, Selasa (18/6).

Alwi menegaskan, bahwa isu perang dagang memberikan sentimen bearish pada pergerakan aussie. Ditambah lagi, harga komoditas andalan Australia yakni bijih besi cenderung turun, sehingga semakin memperberat laju mata uang Australia.

Di sisi lain, dollar AS juga tertekan sentimen prediksi penurunan suku bunga acuan Federal Reserve. Namun, dilihat dari yield yang ditawarkan dollar AS jauh lebih menarik ketimbang dollar Australia, sehingga the greenback masih menjadi pilihan investor.

"Suku bunga The Fed lebih menarik dari RBA, ditambah lagi aussie masih sangat rentan terhadap isu perang dagang yang membuat harga komoditasnya melemah. Jadi tren dollar Australia masih tetap bearish," kata Alwi.

Secara teknikal, sebagian besar indikator masih menunjukkan tren bearish untuk pairing AUD/USD, Rabu (19/6). Moving average (MA) 10 dan MA 50 masih menunjukkan tren bearish baik jangka pendek maupun menengah.

Untuk itu, Alwi merekomendasikan sell on strength untuk pasangan AUD/USD pada perdagangan Rabu (19/6). Support berada di level 0,6800 - 0,6750 - 0,6678. Sedangkan untuk level resistance berada di kisaran 0,6864 - 0,6897 - 0,6910.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×