kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.769   -9,00   -0,06%
  • IDX 7.470   -9,22   -0,12%
  • KOMPAS100 1.154   0,14   0,01%
  • LQ45 915   1,41   0,15%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,48   0,31%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,97   0,69%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Dana kelolaan industri reksadana turun Rp 5 triliun per Mei 2019


Selasa, 18 Juni 2019 / 20:56 WIB
Dana kelolaan industri reksadana turun Rp 5 triliun per Mei 2019


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan industri reksadana menurun di periode Mei 2019. Namun, analis dan manajer investasi optimistis dana kelolaan akan membaik hingga akhir tahun.

Berdasarkan data Infovesta Utama, jumlah dana kelolaan industri reksadana di luar reksadana penyertaan terbatas (RDPT) dan dollar AS menurun Rp 5,12 triliun menjadi Rp 487 triliun di periode Mei 2019.

Penurunan tersebut paling banyak disumbang oleh reksadana saham yang juga turun dana kelolaannya sebesar Rp 3,5 triliun menjadi Rp 148 triliun. Selain itu, reksadana pasar uang juga menyumbang penurunan dana kelolaan cukup besar Rp 3,2 triliun menjadi Rp 55 triliun.

Mengikuti, dana kelolaan reksadana campuran juga turun sebesar Rp 103 miliar menjadi Rp 28 triliun dan DIRE ikut turun dana kelolaannya sebesar Rp 278 miliar menjadi Rp 6,01 triliun.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengamati meski dana kelolaan saham turun. Namun, unit penyertaan bertambah atau banyak investor tetap melakukan subscribe. "Dana kelolaan reksadana saham turun karena nilai portofolionya turun, ketika IHSG jatuh, justru investor berbondong beli di aset saham," kata Wawan, Selasa (18/6).

Sementara, reksadana pasar uang dana kelolaan juga ikut turun karena di Mei investor membutuhkan dana untuk Lebaran dan liburan. "Reksadana pasar uang dengan likuiditas tertinggi diantara jenis reksadana lain paling banyak di redeem ketikan kebutuhan investor bertambah karena hari raya," kata Wawan.

Meski secara umum Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun di Mei, di saat yang sama, reksadana indeks dan exchange traded fund (ETF) yang juga memiliki portofolio saham justru mencatatkan kenaikan dana kelolaan.

Dana kelolaan reksadana indeks tercatat naik Rp 285 miliar menjadi Rp 6,2 triliun. Sedangkan reksadana ETF dana kelolaan tumbuh Rp 824 miliar menjadi Rp 13,9 triliun.

Wawan mengatakan hal tersebut membuktikan bahwa ketika pasar saham terkoreksi investor akan tetap masuk ke instrumen saham justru untuk memanfaatkan ketika harga sedang murah.

Di satu sisi, reksadana terproteksi juga juga mencatat kenaikan dana kelolaan sebesar Rp 837 miliar menjadi Rp 124 triliun. Wawan mengamati reksadana terproteksi naik cukup tinggi dana kelolaannya karena banyak reksadana terproteksi yang jatuh tempo dan para manajer investasi mulai gencar berjualan reksadana jenis ini.

Wawan memproyeksikan bulan ini dana kelolaan industri reksadana akan lebih baik dari Mei karena melihat IHSG juga menguat. Selain itu sentimen positif datang dari kemungkinan suku bunga acuan BI seven days reverse repo rate turun, sehingga menggairahkan reksadana pendapatan tetap.

Di Juni, keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai hasil sidang pilpres akan diumumkan dan menjadi kabar baik bagi investor yang selama ini masih wait and see.

Hingga akhir tahun Wawan memproyeksikan IHSG bisa tumbuh 10% ke 6.800-6.900. Sementara, dana kelolaan reksadana saham diproyeksikan sentuh Rp 160 triliun dan dana kelolaan industri reksadana bisa tembus Rp 500 triliun di Juli dan Rp 520 triliun hingga Rp 530 triliun di akhir tahun.

Senada, Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah optimistis dana kelolaan industri reksadana akan tumbuh seiring perbaikan kondisi geopolitik. Selain itu, indikasi pemotongan suku bunga The Fed juga menjadi modal bagi pasar modal untuk bergerak bullish.

"Perkembangan dana kelolaan selalu inline dengan kinerja pasar," kata Rio.

Namun, penurunan suku bunga akan berdampak negatif bagi reksadana pasar uang. Diperkirakan dana kelolaan reksadana pasar uang akan menurun bila suku bunga acuan BI turun karena imbal hasilnya yang juga berpotensi turun.

Hingga akhir tahun, Rio memproyeksikan reksadana berbasis saham tetap menyumbang dana kelolaan terbesar bagi industri reksadana karena sifat pasar saham yang fluktuatif dan potensi keuntungan yang lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×