kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Makin Gesit Berekspansi


Jumat, 23 Mei 2025 / 17:44 WIB
Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Makin Gesit Berekspansi
ILUSTRASI. Sinergi Inti Andalan Prima (INET) makin agresif untuk menggelar ekspansi di segmen bisnis infrastruktur telekomunikasi.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 Juli 2023. INET merupakan perusahaan penyedia layanan infrastruktur telekomunikasi.  

INET berfokus untuk menggarap segmen business to business (B2B), dimana sebagian besar mitranya merupakan perusahaan penyedia layanan internet alias Internet Service Provider (ISP). 

Layanan yang diberikan INET mencakup layanan pusat data interkoneksi, layanan kolokasi, layanan local loop atau local access serta layanan IP Transit (NAP) bekerja sama dengan mitra INET.

Baca Juga: Harga Turun Terus, Pengendali Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Borong Saham

Direktur Utama Sinergi Inti Andalan Prima Muhammad Arif menjelaskan dalam operasional bisnis, INET mengutamakan tiga pilar penting sebagai perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi. 

Pertama, network solutions. Selama sembilan tahun berjalan dalam industri penyedia infrastruktur telekomunikasi, INET telah melakukan berbagai langkah ekspansi. 

Mulai dari penambahan Point of Presence (POP) hingga pengembangan Network Access Provider (NAP). Arif bilang pengembangan ini merupakan aliran pemasukan INET. 

INET berdiri pada 2016 dengan visi meningkatan dan menyediakan kualitas infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Satu tahun kemudian, INET mendirikan pertama. 

Tepatnya pada 2017, INET membangun POP di Jakarta dan Bali. Sepanjang tahun itu, INET telah melayani lebih dari 30 penyedia layanan internet. 

Antara 2018–2021, INET membangun POP ekspansi di luar Jakarta dan di Bali, Surabaya dan Yogyakarta. Selama lima tahun berjalan, INET sudah melayani lebih dari 158 ISP. 

Kedua, terintegrasi. Melalui layanan yang terintegrasi, memudahkan INET untuk melakukan penetrasi pasar dengan mudah, terencana dan terstruktur. 

"Dengan memaksimalkan kapasitas dan infrastruktur yang ada, bisa menjadikan solusi one-stop-shop untuk pelanggan Synergy Networks," jelasnya belum lama ini. 

Baca Juga: Sinergi Inti Andalan (INET) Bidik Pendapatan Rp 474 Miliar dari Bisnis Kabel Laut

Ketiga, interkoneksi luas. Dengan basis data jaringan INET yang luas dan terbesar di Indonesia, lanjut Arif, menjadikan keunggulan bagi INET sebagai penyedia layanan infrastruktur telekomunikasi. 

Makin Agresif Ekspansi 

INET makin agresif untuk menggelar ekspansi di segmen bisnis infrastruktur telekomunikasi. Pada 5 Mei 2025, INET mendirikan anak usaha baru bernama PT Internet Anak Bangsa. 

PT Internet Anak Bangsa akan berfokus untuk menjalankan usaha utamanya, sebagai kontraktor proyek Fiber to The Home (FTTH). Ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja INET secara konsolidasi.

Selain potensi keuntungan dari FTTH dari pelanggannya, PT Internet Anak Bangsa akan mendapatkan pendapatan berulang alias recurring income dari aset pemeliharaan (maintenance) FTTH tersebut. 

Arif menyampaikan melalui PT Internet Anak Bangsa, INET menargetkan akan membangun satu juta homepass. Lini bisnis FTTH ini akan menyumbang pendapatan sebesar Rp 432 miliar per tahun. 

Baca Juga: Masuk Kompas100, Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Optimistis Kinerja Bertumbuh

"Kami akan membangun satu juta homepass di Pulau Jawa, kami menargetkan pendapatan sebesar Rp 432 miliar dengan target gross profit sekitar 20%–30%," kata Arif. 

INET juga telah mengantongi kontrak kerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) untuk membangun 58 Node Indonesia Interconnection Exchange (IIX) di Jawa. 

Arif menjelaskan saat ini sudah dibangun tiga titik pertama IIX. Jika tidak ada aral melintang, pembangunan IIX akan rampung seluruhnya pada akhir 2025 ini. 

"Saat ini 859 dari 1.300 penyedia layanan internet berada di Jawa sehingga pulau ini merupakan pasar yang sangat besar bagi segmen bisnis IIX ini," ucap dia. 

Dalam hitungan INE, pembangunan IIX ini akan menyumbang pendapatan sebesar Rp 13,68 miliar per tahun. Gross profit ditargetkan akan mencapai 35%–45%

Yang paling baru INET melalui anak usahanya PT Pusat Fiber Indonesia menjalin kerja sama Indefeasible Right of Use (IRU) dengan PT Jejaring Mitra Persada, yang merupakan entitas Grup Triasmitra. 

Pusat Fiber Indonesia akan memanfaatkan aset Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang dibangun oleh Triasmitra Group dan PT Mora Telematika Indonesia (MORA) dari Jakarta menuju Singapura.

Arif bilang INET telah memilih anchor tenant strategis. Namun ia masih enggan untuk menjelaskan lebih detail soal tenant strategis yang sudah dikantonginya. 

“Nilai investasi untuk IRU SKLL Jakarta–Singapura ini berkisar Rp 200 hingga Rp 300 miliar, yang dapat di utilisasi selama 15 tahun mendatang,” ucap dia. 

Dengan aset jaringan kabel laut ini, INET akan memiliki beberapa layanan yaitu, IP Transit, Exchange Content dan Internasional Private Leased Circuit (IPLC). 

Proyeksinya, pendapatan dari layanan IP Transit mencapai Rp 300 miliar, layanan exchange content dan IPLC masing-masing mencapai Rp 120 miliar dan Rp 54 miliar. 

Dengan demikian, INET menargetkan peningkatan pendapatan sebesar Rp 156 miliar pada tahun 2026 dan tambahan pemasukan sebesar Rp 250 miliar pada tahun 2027.

Selanjutnya: ATH Bitcoin Bawa Angin Segar, Transaksi Koin Alternatif Turut Melonjak

Menarik Dibaca: Telkom Solution Kembangkan Strategi B2B Lewat Tiga Solusi Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×