Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun rata-rata reksadana pendapatan tetap menorehkan kinerja negatif, namun Sinarmas Income Fund racikan PT Sinarmas Asset Management mampu menghasilkan imbal hasil positif.
Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang kuartal pertama 2018, Sinarmas Income FundĀ mencatat return sebesar 7,19%. Kinerjanya mengalahkan indeks reksadana pendapatan tetap yang minus 0,01% pada periode yang sama. Bahkan, produk ini mencetak kinerja tertinggi di antara reksadana pendapatan tetap lainnya.
Direktur Sinarmas Asset Management, Jamial Salim menjelaskan, strategi pengelolaan yang diterapkan pada Simas Income Fund selama ini tidak banyak berubah. "Dalam pemilihan portofolio investasi, kami cenderung konservatif dengan mengutamakan keamanan dana nasabah dengan return yang tetap kompetitif," ujarnya, Rabu (4/4).
Sementara, obligasi yang menjadi pilihan utama adalah obligasi korporasi. Alasannya, tentu karena nilai kupon yang relatif lebih tinggi dibandingkanĀ kupon obligasi pemerintah. Sinarmas mengandalkan obligasi korporasi dari sektor keuangan untuk memberi imbal hasil yang lebih maksimal.
Dari segi tenor, Jamial menyebut, dana ditempatkan pada obligasi dengan durasi yang bervariasi. "Yang jatuh tempo tahun ini sampai yang terjauh obligasi pemerintah tahun 2038," ungkap Jamial.
Sinarmas AM membagi obligasi berdasarkan tingkat kupon yang berbeda-beda, kemudian disesuaikan kembali risikonya. Yang terpenting, obligasi masih masuk dalam kategori investment grade dan nantinya dipadu antara jatuh tempo dan tingkat kuponnya.
Dari sisi pasar obligasi, Jamial memperkirakan pergerakan harga dan tingkat yield obligasi hingga akhir tahun 2018 akan bergerak konsolidasi. Hal ini lantaran pasar mengantisipasi kebijakan suku bunga The Fed dan optimisme membaiknya perekonomian Indonesia.
Namun, ia cukup optimistis reksadana Simas Income Fund bisa mencapai imbal hasil sebesar 8%-10% hingga akhir tahun ini.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana sepakat, reksadana pendapatan tetap yang mampu menoreh kinerja positif di kuartal pertama ini umumnya mengandalkan obligasi korporasi. "Sebab, awal tahun ini, harga SUN terkena koreksi cukup dalam karena dana asing yang keluar terhitung besar," kata Wawan, (4/4).
Selain itu, meski lebih jarang diperdagangkan, obligasi korporasi juga menawarkan kupon lebih besar dengan harga yang stabil. Sejauh ini, Wawan mejelaskan, obligasi korporasi dengan rating triple A memberi kupon 7%-8%, sedangkan triple B memberi kupon rata-rata di atas 10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News