Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) telah memasang target operasional untuk beberapa lini bisnisnya, mulai dari segmen penjualan alat berat, pertambangan emas, hingga bisnis kontraktor batubara.
Di segmen penjualan alat berat merek Komatsu, emiten penghuni Indeks Kompas100 ini menargetkan dapat menjual alat berat sekitar 2.900 unit. Target ini tergolong konservatif sebab jumlahnya sama dengan target penjualan pada 2019 lalu.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) alokasikan capex US$ 450 juta untuk tahun ini
Investor Relations United Tractors Ari Setiawan mengatakan target ini dipasang dengan pertimbangan prospek industri pertambangan khususnya komoditas batubara yang masih stagnan, sama seperti tahun lalu.
Di segmen bisnis emas, UNTR memangkas target penjualan emas dari tambang Martabe. Jika tahun lalu UNTR menargetkan menjual 400.000 ons emas, maka tahun ini UNTR menargetkan menjual 360.000 ons hingga 370.000 ons emas.
Ari mengatakan, hal ini karena emas yang dikeruk pada tahun ini diambil pada lapisan yang lebih dalam. Biasanya, kandungan (grade) emasnya akan lebih rendah,
Sementara dari segmen konstruksi batubara oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA), entitas grup Astra ini menargetkan dapat memproduksi 130 juta ton batubara. “Produksi batubara PAMA sama dengan tahun lalu sekitar 130 juta ton,” terang Ari.
Baca Juga: Demam Tambang Emas Mulai Meluas di Emiten Batubara
Dalam risetnya bulan lalu, Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, penjualan alat berat Komatsu UNTR masih menghadapi rintangan yakni prospek harga batubara yang masih rendah serta adanya dampak dari pelarangan ekspor bijih nikel.
Pada November 2019, UNTR hanya berhasil menjual 109 unit alat berat. Stefanus menyebut, penjualan bulanan ini merupakan penjualan terendah dalam kurun waktu empat tahun.
Jika diakumulasikan, UNTR telah menjual 2.843 unit alat berat sepanjang 11 bulan pertama 2019 atau turun 36,9% dibanding realisasi periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4.502 unit.
Dengan pencapaian ini, Stefanus memangkas target penjualan komatsu UNTR hanya mampu menembus angka 3.000 unit di 2019 dari sebelumnya yang diekspektasikan mampu mencapai angka 3.200 alat berat.
Baca Juga: Dian Swastatika (DSSA) menyusul diversifikasi tambang emas, begini rekomendasi analis
Ia memprediksi, penjualan alat berat Komatsu pada tahun ini hanya sekitar 2.900 unit (-9,4% secara tahunan) dengan komposisi lebih sedikit alat berat berukuran besar dengan bauran produk sekitar 12,1% (bauran produk akhir 2019 sekitar 18,8%).
Namun, mengingat bahwa pemerintah terus menggenjot pengembangan proyek infrastruktur, akan mendorong penjualan alat berat Komatsu utamanya dari sektor konstruksi. “Kami berharap volume penjualan Komatsu yang solid ke sektor konstruksi dapat menahan penurunan penjualan yang terjadi di sektor pertambangan,” tulis Stefanus.
Pada 11 bulan pertama 2019, penjualan alat berat ke sektor konstruksi sekitar 30% dari total penjualan atau 853 unit alat berat. Penjualan terbesar masih disumbang oleh sektor pertambangan dengan 40% dari total penjualan atau 1.137 unit alat berat.
Baca Juga: Saham perbankan dan pertambangan banyak diburu asing sejak awal tahun
Untuk itu, Stefanus merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 28.000 per saham. Pada perdagangan Jumat (17/1), saham UNTR ditutup melemah 0,57% ke level Rp 21.775 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News