kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak saran Eyang Ratman dalam memilih saham saat ancaman resesi di depan mata


Jumat, 11 September 2020 / 18:14 WIB
Simak saran Eyang Ratman dalam memilih saham saat ancaman resesi di depan mata
ILUSTRASI. Usai pengumuman PSBB Jakarta, IHSG terjun lebih dari 5% dalam sehari.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan kembali diterapkan pekan depan di Jakarta. Hal ini membuat ketakutan akan resesi ekonomi semakin nyata. 

Usai pengumuman soal PSBB Jakarta tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga 5,01% ke level 4.891,46 pada Kamis (10/9). Penurunan tersebut berlanjut pada awal perdagangan Jumat (11/9), turun hingga ke level 4.754,79 sebelum akhirnya ditutup menguat 2,56% ke level 5.016,71. 

Investor kelas kakap Soeratman Doearchman alias Eyang Rahman menanggapi santai kondisi fluktuasi pasar baru-baru ini. Ada dua hal yang dia garis bawahi, pertama kondisi ini dapat menjadi peluang bagi trader. Kedua, investor seharusnya tidak perlu khawatir dengan kondisi pasar saat ini apabila portofolio dipenuhi oleh saham perusahaan-perusahaan yang bagus. 

Penurunan pasar pada Kamis lalu justru dimanfaatkan oleh Eyang Ratman. "Jujur saya justru buy on panic selling, karena saya yakin kemarin semua panik karena ada PSBB. Kemarin saya membeli dua saham," jelas Eyang Ratman kepada Kontan.co.id, Jumat (11/9). 

Baca Juga: IHSG ambles 4,26% dalam sepekan, ini deretan pemicunya

Prinsip yang Eyang Ratman gunakan adalah beli saat pasar berdarah. Namun dia mengaku tetap menyiapkan mitigasi, salah satunya membeli saham dari perusahaan bagus yang harganya berada di bawah nilai wajar (under value). "Sehingga kalau toh dia turun lagi, bagi saya tidak masalah karena jangka panjang masih bagus," ujar dia. 

Dalam pasar saham, lanjut Eyang Ratman, fluktuasi harga adalah hal yang lumrah. Sebab apabila harga saham bergerak flat maka investor maupun trader justru akan sulit dalam membuat keputusan kapan saat yang tepat untuk membeli dan menjual kepemilikannya. 

Namun, di kondisi saat ini dia menyarankan investor untuk lebih lincah lagi dalam menghadapi kenaikan dan penurunan pasar. "Tidak ada yang bisa menduga IHSG akan turun lagi, sekarang caranya adalah menghadapi naik turunnya," imbuh Eyang Ratman. 

Baca Juga: Rupiah melemah, PSBB menjadi katalis utama pekan ini

Pada saat harga saham sedang turun, investor perlu belajar untuk memilih saham yang memiliki fundamental bagus dengan harga saham yang under value. Untuk trader, karena fluktuasi tidak dapat dihindarkan maka perlu belajar analisa teknikal.

Sedangkan saat pasar naik, Eyang Ratman memiliki patokan apabila dalam dua bulan harga saham naik hingga 40% maka investor bisa menjual kepemilikannya terutama karena angka tersebut jauh lebih besar dari bunga bank.

Baca Juga: IHSG tumbang, sudahkan waktunya beli saham?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×