Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kinerja PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) pada semester I-2023 mengalami tekanan akibat beban keuangan, tetapi entitas Grup Djarum ini masih punya potensi untuk bertumbuh.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, memang bottom line TOWR mengalami tekanan meningkat, tapi dari sisi top line masih mencatatkan pertumbuhan.
Menilik laporan keuangan per 30 Juni 2023, TOWR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 5,77 triliun di semester I-2023. Nilai itu tumbuh 8,65% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 5,31 triliun.
Baca Juga: Jurus Refinancing Sarana Menara Nusantara (TOWR), Melirik Kredit Bank Hingga Obligasi
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih TOWR mencapai Rp 1,55 triliun atau turun 7,8% YoY dari Rp 1,69 triliun pada semester I-2023.
"Itu karena beban keuangan yang meningkat, seiring dengan naiknya suku bunga di pasar. Namun potensi ke depannya masih cukup baik," kata kepada Kontan belum lama ini.
Adapun beban keuangan TOWR hingga Juni 2023 mencapai Rp 1,48 triliun atau naik 23,03% YoY. Beban bunga bank menyumbang Rp 1,15 triliun dan beban obligasi sebesar Rp 206,17 miliar.
"Namun masih perhatian bagi perusahaan yang punya rasio utang tinggi, apalagi Bank Indonesia diproyeksikan masih belum akan menurunkan suku bunga di tahun ini," ujar Fajar.
Baca Juga: Penguasaan Menara Menjadi Kunci
Equity Research Analyst Sucor Sekuritas Christofer Kojongian menilai masih ada potensi pertumbuhan segmen non menara di TOWR. Apalagi TOWR sedang mengembangkan bisnis fiber to the home (FTTH) ke luar Jawa.
Per Juni 2023, jaringan optik dari segmen Fiber-to-The Tower (FTTT) entitas Grup Djarum ini mencapai 172.593 kilometer (km). Nilai tersebut meningkat 80,9% secara tahunan atau Year on Year (YoY).
"TOWR unggul di segmen non menara dibandingkan pesaingnya karena memiliki bisnis fiber optik dan konektivitas," jelas Christofer dalam risetnya 27 Juni 2023.
Dia memproyeksikan pendapatan TOWR dari segmen fiber akan tumbuh 30% dan pendapatan konektivitas naik 20% sepanjang 2023. Harapannya, kontribusi bisnis non-menara bisa mencapai 26% di tahun ini.
Baca Juga: Laba Sarana Menara Nusantara (TOWR) Turun 7,8% pada Semester I/2023
Research Analyst RHB Sekuritas Muhammad Wafi menjelaskan secara teknikal, TOWR berpeluang rebound untuk uji resistance MA20 sekaligus resistance bearish channel.
Secara jangka pendek, Wafi merekomendasikan beli TOWR dengan support di level Rp 950 dan resistance di Rp 1.000. Sementara Sucor Sekuritas menyematkan rekomendasi beli dengan target Rp 1.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News