Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) akan mengebut pembangunan fiber optik hingga 2024. Ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi bisnis serat optik yang tengah berkembang pesat.
Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari menjelaskan untuk saat ini, siklus industri telekomunikasi lebih menumbuhkan fiber optik ketimbang menara karena itu TOWR akan mendorong segmen itu.
"Kami akan belanjakan modal sebesar Rp 3 triliun untuk fiber optik di 2023 sampai 2024. Siklusnya sekarang lebih banyak butuh fiber optik," kata Adam dalam diskusi virtual, Selasa (9/8).
Per Juni 2023, jaringan optik dari segmen Fiber-to-The Tower (FTTT) entitas Grup Djarum ini mencapai 172.593 kilometer (km). Nilai tersebut meningkat 80,9% secara tahunan atau Year on Year (YoY).
Baca Juga: Potensi Cuan Besar dari Fiber Optik, Intip Rekomendasi Sarana Menara Nusantara (TOWR)
Gencarnya pembangunan aset fiber optik itu sejalan dengan serapan belanja modal alias capital expenditure (capex). Jika dicermati, alokasi capex untuk lini di luar menara semakin gemuk.
Hingga akhir Juni 2023, TOWR telah menyerap capex non menara sebesar Rp 1,81 triliun. Masih di periode yang sama, capex untuk pengembangan menara hanya terpakai Rp 1,18 triliun.
Sejalan dengan itu, Adam menjelaskan kontribusi bisnis fiber optik pun mulai mengembang. Pada 2015, penyewaan menara masih mendominasi 100% pendapatan TOWR sedangkan serat optik.
Baca Juga: Jurus Refinancing Sarana Menara Nusantara (TOWR), Melirik Kredit Bank Hingga Obligasi
"Seperti model bisnis menara, kontrak di fiber optik ini tidak bisa dibatalkan dan merupakan kontrak jangka panjang. Ini punya peluang utilisasi yang lebih tinggi," jelas dia.
Per Juni 2023, TOWR telah mengantongi kontrak sebesar Rp 69,25 triliun. Nilai tersebut akan berkontribusi terhadap pendapatan TOWR hingga 2042.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News