Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 9,36%, tetapi laba bersihnya turun 11,84% sepanjang kuartal I 2023.
Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, pendapatan TOWR mencapai sebesar Rp 2,86 triliun. Dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas sebesar Rp 752,43 miliar.
Adapun pasca rilis laporan keuangan Kuartal I-2023 pada 1 Mei 2023, saham entitas Grup Djarum ini mengalami tekanan sepanjang perdagangan Selasa (2/5).
TOWR ditutup melemah 0,98% ke level Rp 1.015 pada Selasa (2/5) dengan nilai transaksi Rp 23,73 miliar. Sepanjang hari, TOWR bergerak dalam rentang Rp 990 sampai dengan Rp 1.30.
Baca Juga: Laba Bersih Melesat di Kuartal I 2023, Simak Rekomendasi Saham BRIS
Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe mencermati secara teknikal indikator stoch berada di level 96. Pola death cross terpantau akan berjalan turun.
"MACD masih naik. Candle di antara garis atas dan garis tengah bollinger band," papar dia saat dihubungi Kontan, Selasa (2/5).
Secara teknikal, Kiswoyo merekomendasikan sell TOWR. Investor dan pelaku pasar bisa mencermati support TOWR di level Rp 960 dan resistance area Rp 1.050.
Equity Research Analyst Leonardo Lijuwardi menjelaskan segmen Fiber to The Tower (FTTT) dapat menjadi roda pertumbuhan TWOR yang baru selain segmen menara karena ada potensi kenaikan data dan jaringan.
"Di mana diprediksikan peningkatan lonjakan data dan penggunaan jaringan 4G akan membutuhkan banyak menara dan fiber," jelas Leonardo dalam riset tanggal 6 April 2023.
Baca Juga: Kontribusi Nikel Bagi Harum Energy (HRUM) Diramal Naik, Cek Rekomendasi Sahamnya
Adapun sentimen atau risiko yang dihadapi Sarana Menara Nusantara berasal dari rate dan beban bunga yang cukup tinggi dan fluktuasi kurs serta situasi ekonomi makro yang kurang baik.
NH Korindo Sekuritas memasang trading beli untuk TOWR dengan target harga Rp 1.300. Dia menilai valuasi TOWR saat ini masih menarik secara EV/EBITDA dibandingkan peers di dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News