Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Lebih lanjut, saham produsen keramik ARNA juga berpotensi kembali naik. Meskipun begitu, target harga terdekat yang diperkirakan Herditya masih berada di bawah level all-time high yang pernah dicapai ARNA. Menurutnya, para pelaku pasar dapat mencermati ARNA dengan target harga Rp 945 per saham dengan strategi buy on weakness.
Herditya juga menyarankan pelaku pasar untuk mencermati BBRI dan TLKM karena masih berpeluang naik lagi. Dia menetapkan target harga untuk BBRI di Rp 4.860 per saham dan TLKM Rp 4.670 per saham. Pelaku pasar dapat buy on weakness kedua saham tersebut terlebih dahulu.
Analis FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorghy Manek menambahkan, dengan menggunakan horizon waktu yang panjang, maka saham-saham di atas masih memiliki potensi kenaikan. Akan tetapi, selama perjalanannya ke atas, pasti akan ada naik dan turunnya.
Baca Juga: IHSG Berada di All Time High, Investor Asing Mencatat Net Buy
Patrick menjagokan tiga saham, yaitu BBRI, TLKM, dan AMRT. Dia merekomendasikan hold saham tersebut bagi yang sudah punya dan buy on weakness bagi pelaku pasar yang belum punya dengan target harga BBRI di Rp 5.100-Rp 5.200 per saham, TLKM Rp 4.750-Rp 5.000, dan AMRT Rp 2.100-Rp 2.400 per saham.
Menurut Patrick, BBRI memiliki prospek yang baik seiring adanya data survei Bank Indonesia yang mengindikasikan pertumbuhan kredit pada tahun 2022. Tercatat, penyaluran kredit BBRI pada Januari 2022 meningkat 7,33%.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terus bermunculan juga menjadi potensi yang baik untuk BBRI. Mengingat, BBRI mempunyai spesialisasi, yakni fokus pada pemberdayaan UMKM melalui pembiayaan.
Baca Juga: IHSG Rekor Tertinggi di 7.148 Pada Akhir Perdagangan Selasa (5/4)