Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengubah tarif pungutan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyesuaikan pungutan ekspor CPO sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 76/PMK.05/2021 tentang Perubahan Kedua Atas PMK Nomor 57/PMK.05/2020 tentang Tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Dalam PMK, batas pengenaan tarif progresif berubah dari semula US$ 670 per ton menjadi US$ 750 per ton. Apabila harga CPO di bawah atau sama dengan US$ 750 per ton maka pungutan akan tetap US$ 55 per ton untuk CPO.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, tarif pungutan ekspor ini akan berdampak bagus bagi industri sawit. “PMK ini lebih berdampak pada emiten eksportir dari segi biaya,” kata Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (2/7).
Baca Juga: Sah! Sri Mulyani tetapkan batas pengenaan tarif progresif CPO jadi US$ 750 per ton
Sementara itu, analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny dalam risetnya yang dirilis pada 4 Juni 2021 mengatakan, aturan ini akan mengurangi risiko produksi yang berpotensi menekan menekan harga CPO di semester kedua.
Selain itu, Andreas meyakini, ini akan meningkatkan harga fresh fruit bunch (FFB), yang akan dinikmati oleh petani kecil dan petani plasma kelapa sawit.
Andreas menilai, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menjadi emiten yang akan lebih diuntungkan karena adanya penerapan PMK. Perkiraan dia, pendapatan AALI akan naik 40%. Ia juga percaya bahwa ini akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham AALI.
Okie menambahkan, dengan adanya pengetatan aktivitas karena Covid-19 di negara mitra dagang, serta upaya Malaysia mendorong program biodiesel akan menstabilkan kondisi pasar. “Sehingga harga CPO berpotensi lebih stabil dalam jangka menengah,” kata Okie.
Okie menjagokan beberapa saham dari sektor ini, diantaranya PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Ia merekomendasikan beli saham-saham tersebut dengan target harga LSIP Rp 1.275 per saham, AALI Rp 9.900 per saham, dan SIMP Rp 520 per saham.
Selanjutnya: Laba Bersih Kuartal I-2021 Melejit, Prospek Kinerja dan Saham LSIP Pun Jadi Menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News