kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham Emiten Migas Saat Harga Minyak Tengah Memanas


Minggu, 20 Februari 2022 / 17:20 WIB
Simak Rekomendasi Saham Emiten Migas Saat Harga Minyak Tengah Memanas
ILUSTRASI. Lonjakan harga minyak dunia berimbas ke kinerja emiten sektor migas.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan harga sejumlah komoditas dunia, termasuk minyak dan gas (migas) berlanjut pada awal tahun ini. Harga minyak mentah dunia, misalnya, sudah bercokol di level US$ 90-an per barel. Dalam kondisi ini, kinerja emiten di sektor migas dan penunjangnya bisa ikut tersulut.

Tengok saja pergerakan harga saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang secara year to date (YTD) sudah melonjak 75,49%. Pada perdagangan Jum'at (18/2) lalu, saham ENRG melanjutkan kenaikan 1,13% ke level Rp 179 per saham.

Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga naik 22,32% secara YTD. Meski pada penutupan perdagangan pekan lalu terpantau merosot tipis 0,87% ke Rp 570 per saham.

Pada tahun 2021 lalu, ENRG dan MEDC terbilang memiliki kinerja yang gemilang dari segi penjualan. Dalam periode sembilan bulan 2021, penjualan ENRG naik 23,62% dari US$ 239,09 juta pada kuartal III-2020 menjadi US$ 295,58 juta.

Baca Juga: Prospek Apik Usai Akuisisi ConocoPhillips, Ini Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC)

Sementara, pendapatan MEDC naik 12,87% menjadi US$ 955,92 juta di kuartal III 2021. MEDC bahkan membalikkan kinerja dari sisi bottom line, dari semula mencetak rugi US$ 180,50 juta, menjadi berhasil meraih laba periode berjalan yang  diatribusikan kepada pemilik entitas induk, sebanyak US$ 56,12 juta.

Dari sisi emiten jasa penunjang, ada PT Elnusa Tbk (ELSA) yang mencatatkan kenaikan harga saham 5,07% secara YTD. Pada perdagangan Jum'at lalu, saham ELSA ditutup melemah 0,68% ke Rp 290 per saham.

Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai, dengan tren kenaikan harga minyak yang terjadi pada awal 2022, maka prospek saham-saham terkait turut menjadi positif. Pada tahun lalu, beberapa emiten migas mencatatkan kinerja yang baik setelah ada yang mengalami kerugian pada tahun 2020 sebagai akibat dari operasional yang terganggu serta anjloknya harga pada awal pandemi Covid-19.

"Selama harga minyak masih cenderung stabil di harganya saat ini, maka untuk tahun 2022 saham-saham berbasis migas umumnya memiliki prospek kenaikan harga melanjutkan atas kenaikan yang sudah terjadi," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Minggu (20/2).

Sedangkan, Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana menyoroti dua faktor utama yang menggerakkan industri migas pada awal tahun ini. Pertama, pemulihan ekonomi dunia yang membuat aktivitas masyarakat meningkat pesat. Hal ini pada gilirannya mendongkrak kebutuhan energi, termasuk di sektor migas.

Kedua, eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina yang membikin harga minyak dan gas meningkat. Terlebih, Rusia merupakan salah satu eksportir migas terbesar di dunia. Hanya saja, Wawan memberikan catatan, bila eskalasi tersebut mereda maka bisa jadi harga migas akan kembali turun.

Namun, faktor kebutuhan energi saat pemulihan ekonomi bakal tetap membuat pergerakan harga tidak anjlok terlalu tajam. Menimbang kondisi tersebut, prospek kinerja emiten migas dan penunjangnya diprediksi akan baik, meski dengan catatan tersebut.

"Kenaikan harga komoditas berimbas pada kenaikan penjualan secara signifikan, pun demikian valuasi saham juga melonjak tinggi. Dengan asumsi earning naik memang akan terjustifikasi, tetapi bila ternyata growth-nya dibawah ekspektasi, bisa terjadi koreksi," terang Wawan.

Baca Juga: Harga Komoditas Energi Merangkak Naik, Analis Rekomendasikan Saham-Saham Ini




TERBARU

[X]
×