Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Di sisi lain, Pandhu melihat capaian revenue jumbo akan menjadi pertimbangan penting, khususnya bagi investor jangka panjang. Penghasilan besar lebih dari Rp 100 triliun dalam setahun menunjukkan seberapa kuat posisi emiten dalam industri tersebut.
Posisi sebagai market leader akan menjadi keunggulan kompetitif, sehingga keberlangsungan bisnis dinilai lebih tangguh dibanding para kompetitor. Besarnya pendapatan turut menunjukkan sejauh mana upaya emiten meningkatkan kapasitas dan memperluas pangsa pasarnya.
"Namun investor tentu tidak asal membeli perusahaan dengan pendapatan besar semata. Tetap perlu memperhatikan model bisnis, potensi pertumbuhan dan laba sebagai pedoman untuk memproyeksikan imbal hasil dari investasi mereka," terang Pandhu.
Praska punya analisa serupa. Pendapatan lebih dari Rp 100 triliun setahun akan memang menjadi daya tarik. Tapi investor juga akan fokus menilai laju pertumbuhan serta besaran margin laba hingga seberapa besar yang bisa dikonversi menjadi laba bersih.
Baca Juga: Dua Saham Blue Chip Baru Ini Diprediksi Bakal Cuan
"Karena itu mempengaruhi tingkat return investor, bisa berbentuk dividen atau potensi capital gain dari kenaikan harga saham di pasar," sebut Praska.
Di antara emiten yang punya penghasilan di atas Rp 100 triliun setahun itu, ASII, BMRI, BBRI dan TLKM menjadi saham pilihan Praska. Keempat saham itu menarik dikoleksi untuk jangka menengah hingga panjang.
"Terlebih saham-saham tersebut juga masuk ke dalam kategori dividend player," kata Praska.
Pandhu merekomendasikan BBRI, BMRI, dan ASII sebagai pilihan investasi jangka panjang. Sedangkan untuk UNTR dan ADRO, Pandhu melihat sejauh ini keduanya lebih cocok untuk trading jangka pendek.
"Untuk UNTR dan ADRO perlu diperhatikan pergerakan harga batubara, karena meskipun memiliki kinerja yang kuat namun ada potensi penurunan signifikan jika terjadi koreksi besar pada harga komoditas," terang Pandhu.
Nico menjagokan saham BBMRI, BBRI, dan INDF. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan akumulasi beli BMRI mencermati resistance Rp 10.400 dan support Rp 9.850, BBRI pada resistance Rp 4.800 dan support Rp 4.560, serta area Rp 6.875 dan Rp 6.650 sebagai resistance - support INDF.
Baca Juga: ACES hingga SCMA Jadi Penghuni LQ45, Ini Rekomendasi Saham yang Paling Menarik
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal William Hartanto menilai saham HMSP, INDF, UNTR, ASII, TLKM, BMRI dan BMRI layak menjadi pilihan investasi. Secara teknikal, target harga HMSP ada di area Rp 1.000 - Rp 1.140, dan Rp 7.400 sebagai target harga INDF.
Selanjutnya, target untuk saham UNTR, ASII, TLKM, BMRI dan BBRI, masing-masing berada di level harga Rp 28.000, Rp 6.300, Rp 4.400, Rp 11.000, dan Rp 5.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News