kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak Rekomendasi Saham Bukit Asam (PTBA) dari Analis Berikut Ini


Kamis, 17 Februari 2022 / 21:07 WIB
Simak Rekomendasi Saham Bukit Asam (PTBA) dari Analis Berikut Ini
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi pada?tambang batubara milik PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara yang tinggi dinilai para analis akan mendorong kinerja PT Bukit Asam Tbk (Tbk).

"Meningkatnya harga batubara pasti akan berdampak positif terhadap earnings PTBA ke depannya, terlebih lagi mereka meningkatkan target produksi tahun ini menjadi 37 juta ton, cukup tinggi lompatnya dari 30 juta ton di tahun 2021," jelas Analis Panin Sekuritas, Timothy Wijaya kepada Kontan.co.id, Kamis (18/2).

Selain harga, sentimen lain yang akan mendorong kinerja PTBA tahun ini datang dari proyek-proyek perseroan yang sudah mulai berjalan. Contohnya, proyek gasifikasi batubara menjadi DME yang sudah mulai pembangunan pabriknya bulan lalu.

Timothy menjabarkan, nantinya pabrik tersebut dapat mengolah 6 juta ton batubara menjadi 1,4 juta ton DME. "Ini akan berdampak positif bagi PTBA karena tidak dikenakan pajak royalti," paparnya.

Baca Juga: Saham-Saham Ini Diramal Akan Jadi Penggerak IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya

Senada, Analis Samuel Sekuritas, Dessy Lapagu juga menilai bahwa bisnis hilirisasi PTBA yang secara jangka panjang diperkirakan akan menunjang kinerja fundamental PTBA.

Walau begitu, dia melihat tetap ada sentimen yang bisa membayangi kinerja PTBA tahun ini, yakni potensi penurunan harga batubara global dengan asumsi adanya kenaikan supply signifikan terutama dari China untuk membawa harga turun. "Namun jika melihat kondisi sekarang, sepertinya supply crunch masih akan terjadi pada tahun ini sehingga harga global masih cenderung kuat," imbuhnya.

Karenanya, kedua analis berpendapat bahwa sentimen negatif penurunan harga itu tidak akan terlalu berdampak signifikan pada kinerja PTBA yang diyakini tetap tumbuh positif. Terlebih, Dessy memproyeksikan tahun ini harga batubara mencapai US$ 150/ton.

Kemudian Timothy juga memperkirakan peningkatan penjualan PTBA tahun ini seiring dari peningkatan volume produksi dan juga peningkatan rata-rata harga jual (average selling price/ASP). Karenanya, di 2022 Panin Sekuritas memproyeksikan pendapatan PTBA bisa tumbuh 13% yoy.

Analis RHB Sekuritas, Fauzan Luthfi Djamal dan Andrey Wijaya juga menilai prospek kinerja PTBA akan tetap positif tahun ini terlepas dari potensi penurunan harga karena adanya kenaikan supply signifikan terutama dari China untuk membawa harga turun.

Baca Juga: Dianggap Punya Prospek Menarik, Simak Rekomendasi Saham ASII Berikut Ini

Sebabnya, PTBA dinilai mampu mengelola biaya dengan baik, yang mana margin EBIT PTBA cukup tinggi di 33% dibandingkan rata-rata sejawatnya 29%.

Di sisi lain, perseroan juga mulai mengejar lebih banyak pesanan luar negeri, terutama dari pelanggan di Asia Tenggara yang mana transisi menuju energi terbarukan belum agresif. 

 

Menurutnya, hal ini dilakukan dengan harapan mendapatkan campuran harga jual yang lebih baik di masa mendatang, sekitar 52% dari produksi batubara 2022 berbanding dengan 2021 sebesar 43%. "Ini juga akan mengurangi sebagian dampak penurunan harga batu bara tahun depan, jika itu terjadi," katanya.

Saham PTBA sendiri, sejak awal tahun konsisten berada di zona hijau. Timothy melihat bahwa saat ini PTBA terlihat sedang berada di area resisten yang kuat. Menurutnya, apabila menembus maka berpotensi terjadi breakout.

Dengan demikian, Panin Sekuritas menyematkan rating buy untuk PTBA dengan target harga Rp 3.500. Demikian halnya dengan Samuel Sekuritas yang menyematkan rating buy dengan target harga Rp 3.500.

Sementara RHB Sekuritas menyematkan rating neutral dengan target harga Rp 2.900. Adapun, risiko utama PTBA disebutnya berpusat pada normalisasi harga batubara dan isu-isu terkait LST, sehingga merasionalkan target konservatifnya P/E sebesar 5,3x menjadi EPS 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×