CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Saham-Saham Ini Diramal Akan Jadi Penggerak IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 17 Februari 2022 / 19:34 WIB
Saham-Saham Ini Diramal Akan Jadi Penggerak IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Pialang memonitor layar perdagangan saham di Jakarta, Senin (6/9/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan Harga Saham Gabungan (IHSG) tampak menguat sejak awal bulan Februari 2022 hingga penutupan perdagangan hari ini, Kamis (17/2). IHSG menguat 3,07% menjadi 6.835,117. Asal tahu saja, di akhir Januari 2022, IHSG berada di level 6.631,151. 

Penguatan itu tidak terlepas dari saham-saham leader yang menggerakkannya. Mengutip catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham leader di bulan Februari ini ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT MNC Studios International Tbk (MSIN), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). 

Selain itu, ada juga PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT  Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) yang berkontribusi signifikan terhadap penguatan IHSG sepanjang Februari. 

Certified Elliott Wave Analyst-Master PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mencermati, saham-saham itu mencetak kapitalisasi pasar yang besar sehingga mampu menggerakkan IHSG. Sepengamatannya, kinerja emiten yang telah merilis laporan keuangan kuartal IV 2021 terlihat cemerlang sehingga menjadi salah satu katalis positifnya. Terkhusus, saham-saham perbankan seperti BBCA, BMRI, BBNI, dan BBCA.

Baca Juga: Dianggap Punya Prospek Menarik, Simak Rekomendasi Saham ASII Berikut Ini

Sementara untuk BRPT, TLKM, dan TPIA, saham-sahamnya kembali diburu karena proyeksi laba yang berpotensi tumbuh hingga double digit. Adapun untuk SUPR, katalis positifnya berasal dari aksi akuisisi yang dilakukan oleh TOWR. Ada rumor, SUPR akan melakukan go private dan hengkang dari bursa. Hal ini yang memicu investor berspekulasi untuk kembali mengumpulkan sahamnya.

Untuk MSIN dan BCAP katalis positif berasal berkaitan dengan aksi korporasi yang dilakukan masing-masing emiten. MSIN melakukan konsolidasi aset perseroan milik MNC media. Dengan adanya transaksi afiliasi perseroan ini, diharapkan dapat mewujudkan sinergi yang maksimal antara existing bisnis MSIN dan platform distribusinya.

Sementara itu, BCAP terdorong aksi akuisisi mayoritas saham Auerbach Grayson & Company LLC, sebuah broker saham yang berpusat di New York yang bergerak di bidang perdagangan global dan riset mendalam secara eksklusif untuk para investor institusi Amerika Serikat

Daniel mencermati, beberapa saham kemungkinan besar masih akan menjadi penopang IHSG, khususnya untuk BBCA, BBRI, BMRI, BBNI dan TLKM. Saham perbankan terbantu dengan kenaikan suku bunga yang diperkirakan akan terjadi tahun ini. 

"Kenaikan suku bunga ini akan membantu menaikkan Net Interest Margin sehingga laba diperkirakan akan melonjak signifikan tahun ini," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/2). 

Baca Juga: Susul Macquarie, JP Morgan Pangkas Lagi Rekomendasi Saham Bank Jago (ARTO)

Sementara untuk TLKM, dinilai masih memiliki prospek yang menarik seiring bisnisnya yang mulai merambah ke data center dan digital platform.

Kendati memiliki prospek positif dan berpeluang menjadi penggerak IHSG, Daniel menyarankan investor menunggu sahamnya terkoreksi dan mengalami pullback terlebih dahulu. Investor bisa menggunakan analisa teknikal untuk mencari entry timing terbaik di saham-saham tersebut dan sebisa mungkin menghindari Fears Of Missing Out (FOMO). 

Di antara saham-saham itu, ia menjagokan BBRI dan merekomendasikan buy on weakness  di sekitar Rp 4.300 per saham - Rp 4.350 per saham dengan target di harga di sekitar Rp 4.600 per saham - Rp 4.650 per saham.

 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×