kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak prospek dan rekomendasi saham tambang mineral berikut


Selasa, 13 Juli 2021 / 07:10 WIB
Simak prospek dan rekomendasi saham tambang mineral berikut


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Lebih lanjut, masifnya pengembangan kendaraan listrik di seluruh dunia menyiratkan  naiknya permintaan nikel. Menurut perkiraan Bloomberg New Energy Finance (NEF), penjualan kendaraan listrik di dunia akan meningkat, dari semula 2,4 juta unit mobil pada 2020 menjadi 3,6 juta unit pada 2022. Jumlah ini diproyeksi akan terus meingkat menjadi 64,0 juta mobil pada akhir 2040.

ANTM menjadi pilihan Mirae Asset di sektor tambang nikel. Emiten pelat merah ini merupakan salah satu penerima manfaat dari harga nikel yang menguntungkan, didukung oleh meningkatnya permintaan nikel dari menggeliatnya produksi baja dan baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Baca Juga: Begini prospek sejumlah komoditas mineral tahun ini

Selain ANTM, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga atraktif. Dampak negatif kegiatan pemeliharaan dalam dua bulan pertama tahun 2021 yang mengurangi volume produksi di kuartal pertama, telah tercermin dalam harga sahamnya. Hariyanto dan Emma menilai, saat ini pelaku pasar seharusnya sudah memperhitungkan dampak positif dari harga nikel yang menguntungkan laba bersih INCO.

Analis Panin Sekuirtas Juan Oktavianus menyematkan rating netral untuk sektor tembaga. Rating ini menimbang  potensi peningkatan permintaan dari smelter di China di tengah lemahnya produksi tembaga global, serta potensi peningkatan permintaan terkait dengan tren positif energi terbarukan.

Baca Juga: Amankan Pasokan Bahan Baku, Produsen Baterai Mobil EVE Investasi di Bisnis LIthium

Hanya saja, kebijakan China untuk melakukan stabilitas harga komoditas ke depan dapat menjadi katalis negatif bagi komoditas ini. Pilihan utama (top pick)  di sektor tembaga adalah MDKA, yakni rekomendasi hold dengan target harga Rp 2.500 per saham.

Rekomendasi ini diambil dengan menimbang peningkatan performa dari segmen tembaga. Namun, belum beroperasinya tambang Tujuh Bukit secara normal akan menghambat kinerja emiten.

Selanjutnya: Lonjakan kasus Covid-19 memengaruhi belanja iklan, sebagian saham emiten media turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×