kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak prospek dan rekomendasi saham sektor teknologi


Minggu, 26 September 2021 / 20:14 WIB
Simak prospek dan rekomendasi saham sektor teknologi
ILUSTRASI. Simak prospek dan rekomendasi saham sektor teknologi


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyeragamkan metode penghitungan indeks saham berdasarkan jumlah saham publik yang beredar atau free float secara bertahap.

Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, tujuan penerapan perhitungan indeks yang baru ini agar memberikan situasi dan kondisi gambaran pasar sesungguhnya.

Di lain sisi, Nico menyebut hal itu dapat mendorong perusahaan untuk menambah porsi saham free float di pasar. “Dengan adanya pembobotan berdasar freefloat memang akan menyulitkan untuk jangka pendek untuk saham-saham teknologi, karena akan adanya penyesuaian,” ujarnya, Minggu (26/9).

Akan tetapi, Nico melihat, secara jangka menengah hingga panjang saham sektor teknologi akan menghirup angin segar dari kehadiran Bukalapak dan GoTo yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia.

Baca Juga: Menakar efek penerapan metode free float ke saham sektor teknologi

Ia memperkirakan saham sektor teknologi akan mengalami kenaikan yang signifikan apabila keduanya sudah resmi tercatat di BEI. “Ini juga positif bagi IHSG. Apabila Bukalapak dan GoTo khususnya sudah melantai, ada kemungkinan bobot sektor teknologi akan bertambah hingga 16.7%,” tambah Nico.

Belum lagi, ada beberapa perusahaan unicorn lainnya yang juga santer dikabarkan siap melantai di bursa dan berpotensi untuk terus mendorong bobot sektor teknologi terhadap IHSG.

Nico belum dapat memastikan sejauh mana efektivitas penerapan pembobotan baru ini dalam mengurangi pengaruh saham likuiditas kecil terhadap kinerja indeks secara keseluruhan.

Baca Juga: Wall Street gagal reli, krisis Evergrande terus membayangi dan jatuhnya saham Nike

Begitu juga terkait fluktuasi saham-saham teknologi, Nico bilang, ada beberapa variabel yang dapat diperhatikan dan tidak hanya melihat dari segi free float saja.

Ke depannya, Nico melihat sektor teknologi memiliki prospek yang sangat baik dan berpotensi tumbuh pesat.

“Sisi negatifnya, tidak semua sektor teknologi mampu memberikan nilai tambah khususnya kepada aspek sosial. Dalam arti kata, harus ada aplikasi yang dapat memberikan ekosistem bisnis dan memberikan dampak terhadap masyarakat sehingga gaya hidup masyarakat dapat tergantung dari aplikasi tersebut,” paparnya.

Dari jajaran saham-saham teknologi, Nico masih menjagokan saham seperti BUKA, MTDL, dan EMTK. Menurutnya ketiga saham tersebut menarik untuk dicemati. Ia memasang target Rp 1.500 untuk BUKA, MTDL dengan target Rp 4.000, dan EMTK dengan target Rp 3.000.

Selanjutnya: Hadapi efek tapering, Henan Putihrai AM pilih saham siklikal dan defensif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×